HARIAN MERAPI - Kelompok petani di Kelurahan Jantiharjo, Karanganyar memutar otak supaya sawah-sawahnya tetap disuplai air dari irigasi teknis. Pasalnya Waduk Dungdo yang semula diandalkan memenuhi kebutuhan itu, kini rusak.
Embung Dungdo yang diandalkan petani Jantiharjo terkendala masalah kompleks mulai bangunan hancur sampai kebocoran hingga 50 persen pada saluran bawah embung.
Di kelurahan Jantiharjo Karanganyar ini, tercatat 225 hektare sawah aktif menanam padi. Tampungan tadah hujan dan aliran irigasi hulu di Embung Dungdo, tak bisa lagi diandalkan saat musim kemarau.
Baca Juga: Gara-gara tunggak iuran Jamsostek, dua direktur perusahaan jadi tersangka, ini kronologinya
Ketua Gabungan Petani Pemakai Air (GP3A) Jantiharjo, Paimin mengatakan Embung Dungdo kini hanya dimanfaatkan transit air dari hulu sebelum dialirkan ke sawah warga.
Biasanya, masa transit air tak sampai sepekan. Saat embung kering, petani terpaksa membeli air dari hulu dengan harga fantastis.
"Pekan ini saja saya keluar uang Rp10 juta. Padahal sudah pekan keempat membeli dari hulu di selatan yakni Tawangmangu dan utara di Sukuh. Petani di sini menangis. Banyak modal habis gara-gara mencari air. Pompa air sehari habis 60 liter BBM," kata pemilik 3 hektare sawah ini, Kamis (5/10/2023).
Paimin mengaku selama 10 tahun menjadi pengurus GP3K, masalah irigasi teknis selalu muncul. Ia meminta pemerintah memperbaiki kerusakan embung.
Baca Juga: Kapolres Salatiga datangi Rumah Dinas Dandim 0714 Salatiga, ini kejutannya
Kondisi sekarang, sebagian talud bangunan hancur. Lalu terjadi kebocoran saluran bawah embung sepanjang 1,2 kilometer.
"Kebocoran membuat air yang sampai ke sawah hanya 50 persen. Sebagian hilang karena saluran bocor," katanya.
Sebenarnya Embung Dungdo pernah diperbaiki Pemprov Jawa Tengah dengan anggaran Rp1,25 miliar. Bahkan Gubernur Ganjar Pranowo sempat meninjau lokasi pada 2018 lalu.
Sedianya, perbaikan itu mampu memaksimalkan tampungan 300 meterkubik air. Ia menilai perbaikan embung kurang bagus, buktinya talud ambrol. Hingga sekarang kerusakan talud dan kebocoran seakan dibiarkan.
Baca Juga: Jangan anggap enteng cacar air, bisa seperti ini akibatnya