PAD Sektor Parkir di Kawasan Wisata Lereng Lawu Tawangmangu Karanganyar Tak Signifikan

photo author
- Jumat, 7 Juli 2023 | 14:00 WIB
Aktivitas parkir di kawasan wisata Tawangmangu Karanganyar.  (Abdul Alim)
Aktivitas parkir di kawasan wisata Tawangmangu Karanganyar. (Abdul Alim)

HARIAN MERAPI - Pendapatan Asli Daerah (PAD) sektor parkir yang dikelola Dinas Perhubungan (Dishub) Karanganyar di kawasan wisata Lereng Lawu Tawangmangu tak signifikan. Hal itu berbanding terbalik dengan geliat perekonomian di kawasan wisata.

Kepala Bidang Prasarana dan Keselamatan, Tri Hastuti Isnaini mengatakan hanya berwenang menarik retribusi parkir bagi kendaraan yang memakai bahu jalan termasuk di kawasan wisata Tawangmangu.

Ia tak memungkiri aktivitas parkir ramai di kawasan wisata Lereng Lawu Tawangamngu. Namun pendapatan sektor retribusi yang masuk ke Dishub tak seberapa.

Baca Juga: PSS Sleman Manfaatkan Kedangkalan Komposisi Persis Solo di BRI Liga 1 Sore Ini

Ia menyebut Dishub menerbitkan SK parkir di sembilan titik di Tawangmangu mulai pasar sampai bundaran HI dan di Cemoro Kandang.

Di sembilan titik itu, per bulan menyetor ke Dishub Rp1,5 juta saja. Kemudian di Ngargoyoso, SK parkir hanya di dua titik yakni depan RM Mbak Ning lama dan Bukit Paralayang. Di dua titik ini menyetor ke Dishub Rp450 ribu.

Sedangkan di Karangpandan, Dishub menerbitkan 28 SK parkir dengan setoran per bulan Rp2,9 juta.

"Besaran setoran ini pun sudah kami naikkan. Tahun lalu saja setoran retribusi parkir ke kami dari Tawangmangu hanya Rp200 ribu," katanya.

Baca Juga: Rasakan sensasi menyantap hidangan ditemani harimau, ingin mencoba ? Ini tempatnya

Ia tak memungkiri penarikan parkir dari jukir ke pengguna jasa bervariasi. Mulai Rp5.000-Rp10.000 untuk mobil dan Rp3.000-Rp5.000 untuk sepeda motor.

Perolehan jukir tersebut dikelola mandiri jukir, kolektif paguyuban serta bagi hasil dengan pengelola obyek wisata. Sisanya baru disetor ke kas pemerintah daerah sesuai tertera di SK yang diterbitkan Dishub.

"Kelihatannya memang parkiran ramai sampai penuh di kawasan wisata. Tapi durasi parkirnya lama. Satu mobil saja sampai seharian parkir. Itu yang jadi alasan jukir hanya mampu sedikit menyetor retribusi," katanya.

Tak jarang jukir meminta keringanan dengan alasan sepi setoran. Terutama di musim hujan karena obyek wisata sepi pengunjung.

Baca Juga: Gara-gara antraks di Gunungkidul, Pemkot Tangerang tutup lintas ternak dari daerah tersebut, ini alasannya

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Husein Effendi

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X