HARIAN MERAPI – Kunjungan Kaisar Jepang Hironomiya Naruhito ke DIY menjadi perhatian tersendiri bagi masyarakat Jepang.
Pasalnya, kunjungan ini merupakan kunjungan pertama sang kaisar ke Indonesia, khususnya DIY semenjak dirinya dinobatkan pada tahun 2019 silam.
Hal inilah yang membuat media terbesar di Jepang, The Asahi Shimbun dan The Yomiuri Shimbun, bersilaturahmi kepada Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X, Senin (19/6/2023) di Gedhong Wilis, Kompleks Kepatihan, Yogyakarta.
Baca Juga: Tol Pertama di DIY Resmi Dibangun: Hubungkan Jogja-Bawen, Melayang di Atas Selokan Mataram
Kedua media cetak ini secara khusus melakukan wawancara eksklusif untuk menggali informasi terkait keistimewaan DIY yang menjadi daya tarik untuk disambangi Kaisar Naruhito.
Sabo Dam menjadi salah satu ketertarikan Kaisar Naruhito. Sabo Dam sendiri merupakan bangunan pengendali aliran debris atau lahar yang dibangun melintang pada alur sungai.
Dibangun dengan tujuan sebagai penahan, perlambatan dan penanggulangan aliran lahar di sepanjang sungai yang berpotensi terlanda lahar. Sabo Dam seperti tanggul, cek dam dan konsolidasi dam telah dibangun di kawasan Gunung Merapi.
Sri Sultan mengatakan, Sabo Dam memang mengadopsi teknologi Jepang yang dibangun di lereng-lereng Merapi. Bagi DIY, Sabo Dan sangat penting untuk mencegah lava, sehingga tertahan dan tidak mengalir ke arah kota.
Selain itu, peninggalan Jepang yang menjadi daya tarik lain adalah Selokan Mataram. Diketahui, Selokan Mataram dibangun pada masa kependudukan Jepang di Indonesia dan mulai dibuka tahun 1944.
Selokan Mataram adalah kanal irigasi yang menghubungkan Kali Progo dan Sungai Opak dan merupakan jaringan saluran induk Mataram. Dahulu, Selokan Mataram dikenal dengan nama Kanal Yoshiro.
Baca Juga: Sultan Ground Dekat Penambangan di Cangkringan dan Pakem Sleman Diportal
“Bagi saya, Selokan Mataram tidak hanya sekadar peninggalan lama tapi historinya. Sampai saat ini saluran itu tetap bermanfaat untuk masyarakat dan direhab dengan lebih baik. Saluran irigasi ini membantu pertanian masyarakat,” papar Sri Sultan dilansir dari laman Pemda DIY.
Namun sebenarnya, tidak hanya perkara Sabo Dam dan Selokan Mataram saja yang menarik perhatian Jepang, DIY – Kyoto sudah tercatat memiliki hubungan diplomatik sister province sejak tahun 1985 lalu.
Hubungan baik ini buka hanya antar pemerintah saja, namun kedua masyarakat yaitu DIY dan masyarakat Jepang. Kerja sama di bidang seni lukis, olahraga, pengiriman delegasi pendidikan, kolaborasi produk-produk batin, tenunan, dan lainnya juga dilakukan.