HARIAN MERAPI - Sebuh kisah Putri Champa dan penyebaran Islam di Majapahit 4
Saat dinikahi Prabu Brawijaya, Dwarawati sudah memeluk Agama Islam.
Sejak menjadi permaisuri Prabu Brawijaya V, Putri Champa memiliki nama Jawa Dewi Amarwati alias Dwarawati. Dewi Amaravati adalah adik Chandravati, Ibunda dari Sunan Ampel (Pendiri Majelis Walisongo berdarah Cina-Champa).
Jadi, Sunan Ampel adalah keponakan Dewi Amarawati, istri Prabu Brawijaya.
Saat dinikahi oleh Prabu Brawijaya, Dwarawati telah memeluk agama Islam, itulah sebabnya Raden Patah juga beragama Islam.
Bahkan Putri Champa di Gresik yang bernama Chandrawulan memiliki anak yang nantinya menjadi wali di tanah Jawa, Sunan Ampel. Oleh karena itu islamisasi Majapahit dan Jawa tidak lepas dari peran para putri Champa.
Perkawinan Dewi Amarawati dengan Prabu Brawijaya melahirkan bayi perempuan bernama Retno Pembayun atau dikenal juga dengan putri Pembayun.
Setelah besar, Putri Pembayun dipersitri oleh Pangeran Andayaningrat penguasa Pengging yang dikenal Ki Ageng Pengging sepuh.
Pernikahan Putri Pembayun dengan Kiai Ageng Pengging melahirkan Kebo Kenongo yang dikenal juga Kiai Ageng Pengging, ayah dari Mas Karebet atau Joko Tingkir.
Putra Kebo Kenongo inilah yang melanjutkan perjuangan ayahnya dan mendirikan Kesultanan Pajang setelah menikah dengan Ratu Mas Champaka, putri bungsi Sultan Trenggona Raja Demak, serta mengalahkan Adipati Jipang Panolan Arya.
Silsilah itu menunjukkan Putri Cempo adalah nenek buyut Joko Tingkir Alias Sultan Hadiwijaya. Sultan Hadiwijaya menjadi raja besar di Tanah Jawa yang menyatukan negara-negara kecil di pulau Jawa.
***
Champa merupakan negara muslim pertama yang datang ke tanah Jawa. Kerajaan Champa di pantai Timur Indocina. Hubungan kerajaan Jawa Timur dan Champa sudah berlangsung sejak lama.