HARIAN MERAPI - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sukoharjo mengintensifkan pemantauan wilayah dengan sasaran sumur sebagai utama sumber air warga.
Hal ini untuk memastikan kebutuhan bersih khususnya konsumsi rumah tangga terpenuhi. Selain itu juga dimaksudkan untuk perhitungan kekurangan menghadapi musim kemarau.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sukoharjo Ariyanto Mulyatmojo, Selasa (6/6) mengatakan, BPBD Sukoharjo melibatkan pemerintah desa dan kecamatan untuk membantu memantau kondisi sumur warga.
Hal ini dilakukan sebagai bentuk upaya mengetahui perkembangan stok air bersih yang dimiliki warga pada awal musim kemarau.
Baca Juga: Pascapandemi, mahasiswa Magister Manajemen UST tawarkan konsep Tringa Tamansiswa dalam UMKM
Wilayah yang dipantau yakni dibeberapa desa di Kecamatan Tawangsari, Weru dan Bulu. Petugas memastikan sumur warga masih memiliki cukup stok air bersih untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga.
"Pada awal musim kemarau ini karena masih awal maka yang terjadi panas di permukaan. Sedangkan di dalam lapisan tanah masih menyimpan air. Sumur warga sementara ini aman karena stok air bersih untuk konsumsi rumah tangga masih ada dan terpenuhi," ujarnya.
BPBD Sukoharjo saat memantau memastikan petugas melihat langsung kondisi sumur dan stok air bersih warga. Pemerintah desa dan kecamatan diajak bersama untuk mengecek ke rumah warga.
"BPBD Sukoharjo bersama pihak desa dan kecamatan sekaligus memetakan kerawanan kekeringan khususnya terkait air bersih untuk konsumsi rumah tangga warga," lanjutnya.
Baca Juga: Soal Pasaraya 2, hanya ini yang bisa dikatakan beberapa pejabat di Pemkot Salatiga, yuk simak
BPBD Sukoharjo memperkirakan stok air bersih di sumur warga masih mencukupi untuk jangka waktu dua hingga tiga bulan kedepan. Artinya perhitungan BPBD Sukoharjo terhitung Juni ini maksimal air bersih dari sumur warga akan habis pada Agustus mendatang apabila tidak ada hujan dan bersamaan puncak kemarau.
Periode Agustus tersebut merupakan perkiraan awal BPBD Sukoharjo mengingat disaat tersebut setiap tahun sering terjadi kekeringan yang membuat warga kesulitan mendapat air bersih. Pemenuhan kebutuhan warga nantinya mengandalkan kiriman bantuan air bersih dari berbagai pihak salah satunya Pemkab Sukoharjo.
"Dibeberapa tahun dulu saat Agustus hingga November sering terjadi masalah warga kekurangan air bersih karena sumur kering bersamaan puncak kemarau. Hanya dalam dua tahun terakhir ini saja saat Agustus masih hujan dan warga tidak terjadi masalah kekurangan air bersih karena fenomena alam La Nina atau peningkatan curah hujan," lanjutnya.
Menghadapi puncak kemarau pada Agustus mendatang persiapan terus dilakukan BPBD Sukoharjo bersama pihak terkait. Sebab masih ada dua bulan kedepan untuk melakukan langkah antisipasi.