Polres Bantul juga membentuk tim khusus untuk ikut mengawasi anak-anak yang pernah diamankan dan terlibat kasus. Hal ini menjadi pemantauan agar anak tersebut benar-benar tidak kembali terlibat kasus.
Berdasarkan data, terdapat 20 lebih geng sekolah di Bantul. Dan selama 2023 tahun ini, tercatat telah terjadi 14 kali kejahatan yang melibatkan remaja.
Dari 14 kasus tersebut, sebanyak 16 remaja dinyatakan sebagai pelaku atau berurusan dengan hukum.
"Kami butuh keterlibatan semua pihak. Kami mengimbau kepada seluruh pihak, terutama adik-adik yang merasa masih terlibat kegiatan tersebut, berhenti sekarang juga, atau kami akan tindak tegas," tandasnya.
Baca Juga: Hati-hati lewat Selokan Mataram, ada apa
Sementara Kasi Humas Polres Bantul Iptu I Nengah Jeffry Prana Widnyana menjelaskan bahwa pihaknya tengah melakukan penyisiran.
Adapun lokasi tersebut diduga menjadi basecamp geng Morenza yang berlokasi di Rumah Toko (Ruko) wilayah Salakan, Bangunharjo, Sewon, Bantul.
Dalam kegiatan tersebut, pihak kepolisian turut melibatkan unsur masyarakat lainnya. Mulai dari Dukuh, para ketua RT, tokoh masyarakat, tokoh agama, hingga security.
Hingga kini belum ditemukan senjata tajam yang biasanya digunakan dalam aksi tawuran.
"Untuk hasil sajam maupun benda mencurigakan lainnya yang digunakan untuk tawuran belum ditemukan," ujarnya.
Sementara, Dukuh Salakan, Ilham menjelaskan dirinya bersama warga Salakan ikut menjaga wilayah, khususnya di tempat makan yang kerap kali menjadi tempat tongkrongan remaja atau ruko yang menjadi titik kumpul.
Ilham juga menerangkan apabila ada kerumunan atau tongkrongan yang bukan warganya di jam malam selalu dibubarkan oleh warganya.
Ia juga sangat menyayangkan ketika wilayahnya disebut-sebut sebagai tempat titik kumpul pelaku kejahatan.
Baca Juga: Kasus Sifilis Melonjak, Dinkes DIY Pastikan Seluruh Puskesmas Siap Layani Penderita