Hidayah al-ma’unnah ini semata-mata monopoli Allah SWT. Nabi sekalipun tidak berkompeten untuk memberi hidayah tingkat trtingghi ini.
Allah lah yang berkenan menganugerahkan hidayah al-ma’unnah ini kepada siapapun yang dikehendaki-Nya, sebagaimana firman-Nya:
“Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang yang dikehendaki-Nya, dan Allah lebih mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk”. (QS. Al-Qashas; 28:56).
Karena hidayah tertinggi ini mutlak milik Allah SWT, senyampang Puasa Ramadhan 1444 H baru saja kita tinggalkan, marilah setiap waktu tidak henti-hentinya berdoa agar dapat selalu hidup di atas jalan yang lurus (shiratal mustaqim), yang akan membawa kita kepada kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat. Aamiin. *