HARIAN MERAPI - Pemkab Sukoharjo meminta penambahan pembentukan Desa Tangguh Bencana (Destana) untuk diperbanyak secepatnya. Sebab keberadaanya sangat membantu dan sudah terbukti mempercepat penanganan bencana alam seperti banjir akibat luapan Sungai Bengawan Solo beberapa waktu lalu.
Bupati Sukoharjo Etik Suryani, Senin (6/3/2023) mengatakan, keberadaan Destana sangat membantu bagi pemerintah dan khususnya warga terdampak bencana alam. Sampai saat ini di Kabupaten Sukoharjo baru ada 11 Destana.
Hal itu seperti dilakukan pada penanganan banjir akibat luapan Sungai Bengawan Solo beberapa waktu lalu.
Baca Juga: Erick Thohir laporkan dugaan kasus korupsi di BUMN ke Kejagung, berikut pernyataannya!
Keberadaan Destana selain membantu warga terdampak banjir, juga mempercepat koordinasi dengan pihak terkait khususnya dalam penanganan selama bencana alam banjir. Penanganan yang cepat membuat warga semakin mudah terbantu.
"Destana sangat penting dan membantu. Karena itu sudah seharusnya ditambah secepatnya untuk penanganan bencana alam," ujarnya.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sukoharjo Ariyanto Mulyatmojo, mengatakan, desa dan kelurahan masing-masing memiliki risiko kerawanan bencana alam sendiri.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sukoharjo berharap semua desa dan kelurahan di Kabupaten Sukoharjo kedepan bisa membentuk Desa Tangguh Bencana (Destana). Hal ini dilakukan untuk mempercepat penanganan sekaligus tanggap bencana alam ditengah kondisi perubahan cuaca ekstrem.
Kondisi cuaca yang sulit diprediksi dengan perubahan ekstrem harus direspon cepat. Kewaspadaan penuh bencana alam dilakukan dengan melibatkan pemerintahan ditingkat desa dan kelurahan. Hal itu sejalan dengan program pemerintah terkait keberadaan Destana.
Destana memiliki peran besar dalam mengantisipasi sekaligus menanggani terjadinya bencana alam ditingkat desa dan kelurahan. BPBD Sukoharjo mencatat sampai sekarang baru ada 11 desa dari total 167 desa dan kelurahan yang sudah terbentuk Destana.
Sebelas Destana tersebut yakni di Kecamatan Polokarto ada tiga Destana Desa Pranan, Desa Bugel dan Desa Ngombakan, di Kecamatan Mojolaban ada tiga Destana Desa Tegalmade, Desa Laban dan Desa Gadingan, di Kecamatan Grogol ada tiga Destana Desa Pandeyan, Desa Telukan dan Desa Kadokan, di Kecamatan Baki ada satu Destana Desa Ngrombo dan di Kecamatan Weru ada satu Destana Desa Tegalsari.
Baca Juga: DPRD dan Pemkab Bantul mungkin terapkan jam malam, ini alasannya!
Sebanyak sebelas desa yang sudah berstatus Destana tersebut memiliki tingkat kerawanan tinggi bencana alam banjir. Sebab wilayah sebelas desa tersebut dilintasi aliran sungai salah satunya Sungai Bengawan Solo.
Hampir setiap tahun sebelas desa tersebut selalu dilanda bencana alam banjir saat musim hujan. Destana berperan dalam membantu warga terdampak banjir dengan melakukan evakuasi maupun penanganan lainnya.