Meski demikian, Poncosari menjadi salah satu lokasi tercepat karena tingginya keterlibatan masyarakat dan tenaga kerja lokal yang bekerja dengan komitmen tinggi, termasuk melakukan lembur untuk mengejar target pembangunan.
KNMP menggunakan pendekatan social engineering yang menekankan keterlibatan masyarakat sejak tahap perencanaan. Pemerintah secara langsung berdialog dengan warga untuk memetakan kebutuhan, menilai kesiapan, dan memastikan dukungan penuh terhadap program. Lokasi yang diusulkan masyarakat melalui pemerintah daerah mendapatkan prioritas dalam penetapan.
Masyarakat juga didorong untuk menunjukkan potensi wilayah mereka melalui media sosial sebagai bagian dari literasi publik dan penilaian kesiapan lokasi. Partisipasi tersebut menjadi indikator kemauan masyarakat untuk berubah dan berkolaborasi dalam pengembangan kampung nelayan modern.
Tanpa dukungan masyarakat, program dikhawatirkan tidak berkelanjutan karena keberhasilan KNMP bertumpu pada budaya kerja dan pemberdayaan jangka panjang.
Trian Yunanda mengungkapkan bahwa Poncosari dipilih melalui serangkaian kajian yang mencakup potensi wisata, kondisi lingkungan, dan keterlibatan masyarakat.
Lokasi yang berdekatan dengan kawasan wisata Pantai Baru dinilai ideal untuk dikembangkan sebagai kampung nelayan modern yang bersih, tertata, dan menarik bagi pengunjung. Pemerintah juga menekankan pentingnya penataan lanskap agar wilayah tersebut memiliki daya tarik visual yang kuat sebagaimana prototipe KNMP di Biak.
Selain itu, masyarakat Poncosari menunjukkan dukungan tinggi terhadap program, bahkan turut menyampaikan masukan untuk memastikan pembangunan berjalan efektif.
Pemerintah menilai penerimaan masyarakat sebagai faktor kunci dalam keberhasilan transformasi kampung nelayan, sehingga Poncosari dipandang siap menjadi model percontohan KNMP yang berkelanjutan.
Dalam dialog tersebut, pemerintah juga menanggapi pertanyaan masyarakat terkait potensi integrasi KNMP dengan Program Makan Bergizi Gratis (MBG). Trian menyebutkan bahwa fasilitas seperti gudang beku, pabrik es, dan rantai dingin yang dibangun dalam KNMP akan mendukung stabilitas pasokan ikan segar untuk program MBG.
Dengan demikian, nelayan dapat meningkatkan produksi tanpa khawatir hasil tangkapan rusak atau tidak terserap pasar.
Penyediaan gudang beku memungkinkan nelayan beroperasi lebih lama dan menangkap ikan dalam jumlah lebih besar. Hal tersebut diperkirakan mampu menjaga stabilitas harga ikan khususnya pada musim panen raya ketika pasokan cenderung melimpah.
Integrasi tersebut sekaligus memastikan bahwa kebutuhan protein nasional, terutama untuk anak-anak dalam program MBG, dapat terpenuhi secara konsisten dan terjangkau.
Pemerintah menjelaskan bahwa Poncosari akan menjadi pusat (hub) pengembangan kluster pesisir di wilayah DIY dan sekitarnya. Desa-desa nelayan yang belum memiliki lahan atau belum mengusulkan KNMP dapat terintegrasi dengan fasilitas di Poncosari melalui kendaraan pendingin dan kapal angkut untuk distribusi hasil tangkapan. Model tersebut diharapkan membangun ekosistem bisnis pesisir yang lebih besar dan saling terhubung.
Ketika ekosistem tersebut berjalan, pemerintah menyiapkan off-taker agar harga ikan stabil dan pasokan tetap terjamin. Ekosistem yang terbangun diharapkan mendukung target nasional untuk mengurangi kemiskinan di wilayah pesisir serta meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
Keberhasilan intervensi sebelumnya di Biak yang meningkatkan pendapatan masyarakat hingga 100 persen menjadi inspirasi untuk replikasi program ke ribuan lokasi.