"Jumlah sampah besar, sementara lahan dan fasilitas pengolahannya semakin terbatas. Sejumlah tempah sudah kita siapkan menjadi pengolahan sampah terpadu," ungkapnya.
Praktisi persampahan, Sholahuddin Nurazmy, menilai krisis yang terjadi di TPA Piyungan harus dijadikan momentum untuk mengubah paradigma pengelolaan sampah. Pasalnya di kota modern, sampah di olah dengan teknologi.
"Di Yogyakarta perlu sistem baru yang berbasis teknologi dan partisipasi masyarakat," pungkasnya.(*)