COO PT Djarum Victor Rachmat Hartono menjelaskan bahwa keberhasilan program ini tidak hanya diukur dari jumlah rumah yang dibangun, tetapi dari dampak sosial dan ekonomi bagi penerima manfaat.
“Kami percaya rumah yang layak bukan hanya tempat tinggal, melainkan fondasi bagi kehidupan yang lebih sejahtera. Itulah semangat kami menjalankan RSLH,” kata Victor.
Salah satu penerima manfaat, Roisnan, warga Desa Pasuruhan Kidul, Kecamatan Jati, Kudus, merasakan langsung perubahan hidup setelah rumahnya direnovasi total melalui program ini.
Sebelumnya, Roisnan tinggal di rumah reyot bersama keluarganya. Kini, ia menempati rumah baru yang kokoh dan nyaman.
“Terima kasih kepada PT Djarum dan pemerintah. Rumah ini memberi kami harapan baru,” ucapnya penuh haru.
Selain membangun rumah, PT Djarum juga menjalankan Program Sanitasi Terpadu Djarum sejak 2024 sebagai upaya meningkatkan kesehatan lingkungan dan mencegah stunting.
Hingga Oktober 2025, program ini telah membangun 2.103 unit sanitasi aman dan sambungan PDAM di tiga kabupaten, yakni 1.444 di Kudus, 366 di Temanggung, dan 293 di Wonogiri.
Achmad Budiharto, GM Community Development PT Djarum menjelaskan, program sanitasi menjadi pelengkap penting dari RSLH.
“Rumah yang layak harus berada di lingkungan yang sehat. Melalui Sanitasi Terpadu, kami memastikan masyarakat tidak hanya punya rumah yang bagus, tetapi juga lingkungan yang bersih dan mendukung tumbuh kembang anak-anak,” tuturnya.
Budiharto menambahkan, PT Djarum juga aktif memberikan edukasi dan pendampingan masyarakat agar mampu mengelola lingkungan secara mandiri dan berkelanjutan.
Tujuannya, agar manfaat program sosial tidak berhenti pada bantuan fisik, tetapi membentuk perilaku hidup bersih dan sehat.
Usai meninjau Program RSLH dan Sanitasi Terpadu, Menteri Maruarar Sirait melanjutkan agenda dengan menghadiri sosialisasi Kredit Multiguna Usaha MerDeKa (KMU MerDeKa), produk pembiayaan dari BCA.