“Kartun dan fotografi sama-sama merupakan medium visual yang mampu merekam zaman dengan cara khasnya. Kartun dengan imajinasi, garis satir dan refleksi sosialnya, sementara fotografi dengan dokumentasi realitas yang faktual. Kehadiran Museum Kartun Indonesia di Semarang akan memperkaya khazanah seni visual nasional sekaligus menjadi pusat edukasi lintas generasi. Kami di komunitas fotografi melihatnya sebagai mitra strategis untuk menguatkan budaya apresiasi visual di Indonesia,” ujar Arbain Rambey.
Melalui keikutsertaan di Kresem Artstreet, semakin jelas bahwa gagasan Museum Kartun Indonesia bukan hanya wacana sesaat, tetapi sebuah visi bersama.
Antusiasme masyarakat di Kresem Artstreet menunjukkan bahwa publik menyambut ide ini dengan hangat, sementara para kartunis terus menggaungkannya dengan penuh semangat.
Para kartunis berharap gagasan Museum Kartun Indonesia semakin dikenal publik, sekaligus membuka ruang dialog lebih luas dengan berbagai pihak, baik pemerintah, komunitas seni, maupun masyarakat umum.*