Masjid Wapauwe di Maluku Tengah dibangun keturunan Kesultanan Islam Jailolo

photo author
- Sabtu, 20 September 2025 | 20:00 WIB
Warga berada di Masjid Wapauwe di Negeri (Desa) Kaitetu Kabupaten Maluku Tengah, Provinsi Maluku, Minggu (20/6/2021). ( ANTARA FOTO/FB Anggoro/hp.)
Warga berada di Masjid Wapauwe di Negeri (Desa) Kaitetu Kabupaten Maluku Tengah, Provinsi Maluku, Minggu (20/6/2021). ( ANTARA FOTO/FB Anggoro/hp.)

HARIAN MERAPI - Di pulau Malua juga bisa ditemukan jejak sejarah penyebaran agaman Islam. Salah satunya adalah Masjid Wapauwe, yang merupakan masjid tertua di Maluku Tengah, yang dibangun pada 1414 di daerah Wamane.

Menurut legenda warga setempat masjid itu berpindah sendiri ke lokasi sekarang pada 1664. Kini masjid ini menjadi objek wisata religi karena arsitektur uniknya yang dibangun tanpa paku dan nilai historisnya tentang penyebaran Islam di Maluku.

Masjid Wapauwe berada di daerah yang mengandung banyak peninggalan purbakala. Sekitar 150 meter dari masjid ke arah utara, di tepi jalan raya terdapat sebuah gereja tua peninggalan Portugis dan Belanda yang telah hancur akibat konflik agama yang meletus di Ambon pada tahun 1999 lalu.

Baca Juga: Patologi sosial dalam Al-Quran

Selain itu, 50 meter dari gereja ke utara, berdiri dengan kokoh sebuah benteng tua “New Amsterdam”.

Benteng peninggalan Belanda yang mulanya adalah loji Portugis ini, terletak di bibir pantai ini dan menjadi saksi sejarah perlawanan para pejuang Tanah Hitu melalui Perang Wawane (1634-1643) serta Perang Kapahaha (1643-1646).

Mulanya Masjid ini bernama Masjid Wawane karena dibangun di Lereng Gunung Wawane oleh Pernada Jamilu, keturunan Kesultanan Islam Jailolo dari Moloku Kie Raha (Maluku Utara).

Kedatangan Perdana Jamilu ke tanah Hitu sekitar tahun 1400 M, yakni untuk menyebarkan ajaran Islam pada lima negeri di sekitar pegunungan Wawane yakni Assen, Wawane, Atetu, Tehala dan Nukuhaly, yang sebelumnya sudah dibawa oleh mubaligh dari negeri Arab.

Baca Juga: Cukai Rokok Jadi Sorotan Menkeu Purbaya, dari Kebijakan hingga Janji Lindungi Pasarnya: Nggak Fair Narik Pajak Triliunan Tanpa Dilindungi

Dilansir laman islamic-center.or.id, Masjid ini mengalami perpindahan tempat akibat gangguan dari Belanda yang menginjakkan kakinya di Tanah Hitu pada tahun 1580 setelah Portugis di tahun 1512.

Sebelum pecahnya Perang Wawane tahun 1634, Belanda sudah mengganggu kedamaian penduduk lima kampung yang telah menganut ajaran Islam dalam kehidupan mereka sehari-hari.

Merasa tidak aman dengan ulah Belanda, Masjid Wawane dipindahkan pada tahun 1614 ke Kampung Tehala yang berjarak 6 km sebelah timur Wawane.

Dan jika ada daun dari pepohonan di sekitar tempat itu gugur, secara ajaib tak satupun daun yang jatuh diatasnya.

Baca Juga: Menguak Dugaan Bobol RDN BCA hingga Sekuritas Boncos Rp70 Miliar

Tempat kedua masjid ini berada di suatu daratan dimana banyak tumbuh pepohonan mangga hutan atau mangga berabu yang dalam bahasa Kaitetu disebut Wapa.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Swasto Dayanto

Sumber: islamic-center.or.id

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X