HARIAN MERAPI - Banyak masjid kuno dan bersejarah yang masih berdiri megah hingga saat ini. Salah satunya adalah Masjid Mantingan di Kepara.
Masjid yang juga dikenal dengan nama Masjid Astana Sultan Hadlirin ini erat kaitannya dengan sosok Ratu Kalinyamat.
Ini adalah salah satu masjid kuno di Indonesia yang terletak di Desa Mantingan, Kecamatan Tahunan, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah. Jaraknya sekitar 5 km arah selatan dari Kecamatan Jepara.
Secara keseluruhan, Masjid Mantingan merupakan sebuah kompleks yang terdiri dari masjid itu sendiri, permakaman, dan sebuah museum sederhana.
Masjid ini memiliki gaya arsitektur campuran dari kebudayaan Hindu-Buddha, Jawa, dan Tionghoa.
Contohnya adalah bentuk atap tumpang dan mustaka yang merupakan akulturasi dari arsitektur masa Majapahit dan Tionghoa.
Kebudayaan Jawa dapat terlihat dari gapura masuk masjid dan sebuah petilasan candi di dekat masjid, meskipun sudah tidak utuh lagi.
Baca Juga: Bangunan bersejarah Loji Manggoran di Magelang belum menjadi Cagar Budaya
Menurut sejarahnya, Masjid Mantingan diperkirakan berdiri pada tahun 1559 berdasarkan prasasti yang ditemukan di mihrab.
Prasasti ini berisi sebuah candrasengkala yang berbunyi rupa brahmana warna sari, menunjukkan arti angka tahun 1481 Saka (1559 Masehi).
Riwayat masjid ini juga berkaitan dengan Ratu Kalinyamat dan suaminya, Sultan Hadlirin, yang dimakamkan di sana.
Menurut tradisi Jawa, Ratu Kalinyamat adalah putri dari Sultan Demak ketiga Pangeran Trenggana.
Baca Juga: Ratusan Warga Dusun Sedan Ikut Kirab Budaya dan Karnaval
Konon, kompleks masjid tersebut dibangun oleh Ratu untuk mengatasi kesedihannya ketika suaminya dibunuh oleh Arya Panangsang terkait penerusan takhta Demak.