Petani menjadi andalan bagi pemerintah dimulai dari tanam hingga panen padi sebanyak tiga kali dalam satu tahun.
Perlindungan pemerintah sudah dilakukan sejak penetapan HPP gabah panen petani tahun 2025 sebesar Rp 6.500 per kilogram.
Harga tersebut melindungi petani dari permainan tengkulak.
Harga gabah panen padi petani di Sukoharjo berdasarkan pemantauan Dinas Pertanian dan Perikanan dikatakan Bagas sangat baik dan tinggi.
Baca Juga: Wasekjen GP Ansor dipanggil KPK sebagai saksi kasus kuota haji
Sebab harga rata-rata di atas HPP tembus Rp 7.500 per kilogram. Bahkan ada temuan di petani hingga Rp 8.000 per kilogram. Sedangkan HPP tahun 2025 hanya Rp 6.500 per kilogram.
Bagas mengatakan, pemerintah pusat sudah mengeluarkan Keputusan Kepala Badan Pangan Nasional Nomor 2 Tahun 2025 tentang Perubahan Atas HPP dan Rafaksi Harga Gabah dan Beras dengan perincian sebagai berikut, Gabah Kering Panen di Petani dengan Kadar Air Maksimal 25% dan Kadar Hampa maksimal 10% Rp 6.500 per kilogram, Gabah Kering Panen di Penggilingan dengan Kadar Air Maksimal 25% dan Kadar Hampa maksimal 10% Rp 6.700 per kilogram, Gabah Kering Giling di Penggilingan dengan Kadar Air Maksimal 14% dan Kadar Hampa maksimal 3% Rp 8.000 per kilogram, Gabah Kering Giling di Gudang Perum Bulog dengan Kadar Air Maksimal 14% dan Kadar Hampa maksimal 3% Rp 8.200 per kilogram.
Beras di Gudang Perum Bulog dengan derajat sosoh minimal 100%, Kadar air maksimal 14%, butir patah maksimal 25% dan butir menir maksimal 2% Rp 12.000 per kilogram.
"Dilihat dari hasil dua kali tanam dan dua kali panen padi ini petani kami lihat mengalami peningkatan kesejahteraan. Bahkan sekarang sudah ada yang masuk tiga kali tanam dan tiga kali panen padi. Itu dilihat dari terlindunginya harga gabah panen padi petani setelah pemerintah menetapkan HPP. Di sisi lain panen padi petani juga melimpah dengan terpenuhinya kebutuhan air, pupuk dan alat mesin pertanian modern," ujarnya.
Baca Juga: Sopir ngantuk, truk colt diesel terguling di JLS Salatiga. Telur berhamburan di jalan
Dinas Pertanian dan Perikanan Sukoharjo hingga dua kali tanam dan dua kali panen padi belum menemukan petani mengalami gagal panen.
Kerusakan kecil pernah dialami petani di beberapa wilayah karena faktor cuaca hujan deras berdampak genangan air dan angin kencang.
Pemantauan masih akan dilakukan Dinas Pertanian dan Perikanan Sukoharjo pada musim tanam padi III.
Baca Juga: Beberapa Pos Polisi di wilayah Yogyakarta dan Sleman dilempari bom molotov, apa motifnya?
Hal ini penting mengingat kebutuhan air petani masih terjamin di tengah kondisi kemarau basah. Jaminan air diberikan melalui aliran Dam Colo Nguter dimana tahun ini dipastikan dibuka penuh dan tidak ada penutupan untuk perawatan rutin tahunan.