Tanaman padi tidak ada yang puso, gabah diserap Bulog sebagai cadngan pangan Pemerintah

photo author
- Rabu, 30 April 2025 | 16:15 WIB
Petani Sukoharjo tanam padi  (Foto: Wahyu Imam Ibadi)
Petani Sukoharjo tanam padi (Foto: Wahyu Imam Ibadi)

HARIAN MERAPI - Dinas Pertanian dan Perikanan Sukoharjo memastikan tanaman padi petani berhasil panen dan tidak ada yang puso atau gagal panen.

Gabah panen padi petani sudah diserap Bulog sebagai cadangan pangan pemerintah. Disisi lain, petani juga mengalami peningkatan kesejahteraan melalui penerapan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) gabah panen petani tahun 2025 sebesar Rp 6.500 per kilogram.

Kepala Dinas Pertanian dan Perikanan Sukoharjo Bagas Windaryatno, Rabu (30/4) mengatakan, kondisi tanaman padi petani dipengaruhi beberapa hal yang bisa mempengaruhi pertumbuhan seperti cuaca, serangan hama dan bencana alam.

Namun demikian, tanaman padi petani pada MT I dan sebagian MT II bisa berhasil panen. Kalaupun ada kerusakan masih dalam tahap toleransi atau dimaklumi dan tidak terlalu besar.

Baca Juga: Jokowi laporkan penuduh ijazah palsu ke Polda Metro Jaya, begini pernyataan pengacaranya

Kerusakan tersebut seperti serangan hama tikus dan bencana alam karena tanaman padi sempat terendam banjir dan terdampak angin kencang sehingga roboh. Gabah hasil panen petani sebagian besar sudah diserap Bulog.

Penyerapan gabah tersebut menguntungkan petani dan berdampak pada peningkatan kesejahteraan. Sebab dalam kegiatan tersebut Bulog menerapkan aturan pemerintah pada ketetapan HPP sebesar Rp 6.500 per kilogram.

"Tanaman padi petani Sukoharjo dipastikan bisa panen. Artinya tidak ada temuan sampai puso atau gagal panen. Kalaupun ada kerusakan hanya kecil dan masih bisa ditoleransi seperti terdampak angin kencang sehingga tanaman padi roboh atau terdampak banjir. Itupun masih bisa dipanen," ujarnya.

Dinas Pertanian dan Perikanan Sukoharjo lega dengan kondisi tersebut. Sebab hasil panen padi dapat berkontribusi besar pada penambahan stok cadangan pangan pemerintah.

Baca Juga: Di Tengah Dinamika Ekonomi Global, BRI Catatkan Laba Rp13,8 Triliun

"Penyerapan gabah masih terus dilakukan dan petani Sukoharjo kami dorong berkontribusi pada swasembada pangan nasional. Sebab hasil panen sudah ada pembelinya yakni Bulog. Disisi lain pemerintah sudah menetapkan HPP sebesar Rp 6.500 per kilogram," lanjutnya.

Bagas Windaryatno mengatakan, pemerintah pusat sudah mengeluarkan kebijakan membantu petani. Sebab HPP gabah yang ditetapkan mengalami kenaikan dibanding tahun sebelumnya. Hal ini menguntungkan dan dapat meningkatkan kesejahteraan petani.

Namun demikian, petani tetap wajib memenuhi syarat sesuai ketentuan pemerintah agar gabah hasil panen dapat dibeli dengan harga tinggi sesuai HPP. Mengenai persyaratan tersebut telah disosialisasikan kepada petani, kelompok tani dan gabungan kelompok tani.

Bagas mengatakan, pemerintah pusat sudah mengeluarkan Keputusan Kepala Badan Pangan Nasional Nomor 2 Tahun 2025 tentang Perubahan Atas HPP dan Rafaksi Harga Gabah dan Beras dengan perincian sebagai berikut, Gabah Kering Panen di Petani dengan Kadar Air Maksimal 25% dan Kadar Hampa maksimal 10% Rp 6.500 per kilogram.

Baca Juga: 57 siswa ikuti Lomba Catur tingkat Kabupaten Temanggung yang digelar SMK Dr Sutomo

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Widyo Suprayogi

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X