HARIAN MERAPI - Masyarakat Kampung Gondolayu Lor menggelar kirab budaya Saparan 1.000 apem dan lemper, Minggu (24/8), sebagai wujud syukur atas nikmat dan karunia dari Allah SWT. Pemerintah Kota Yogyakarta mengapresiasi dan mendukung masyarakat Kampung Gondolayu Lor yang melestarikan budaya dengan mengadakan kirab saparan setiap tahun.
Kirab budaya Saparan 1.000 apem dan lemper dilepas Wali Kota Yogyakarta Hasto Wardoyo. Kirab diawali pasukan bregodo kemudian gunungan apem diikuti rangkaian lemper, rombongan warga dengan berbagai kostum dan gunungan sayur. Kirab Saparan juga menampilkan potensi seni dan kreativitas masyarakat.
Baca Juga: Bentrok Suporter Persib Bandung dan PSIM Yogyakarta Akibatkan Satu Orang Terluka
Hasto mengaku terenyuh dan salut dengan kerukunan dan gotong royong masyarakat Gondolayu Lor dalam menggelar kirab budaya Saparan. Hasto mengatakan atas nama Pemkot Yogyakarta mengapresiasi dan mengucapkan terima kasih atas gotong royong masyarakat.
"Saya ikut senang. Ini acara untuk guyub rukun, gotong royong masyarakat yang luar biasa," kata Hasto saat melepas kirab budaya Saparan apem dan lemper di Lapangan Gondolayu Lor.
Hasto berharap masyarakat dapat memaknai kirab budaya Saparan 1.000 apem dan lemper itu bukan sebatas kegiatan rutin dan menikmati apem dan lemper. Namun kedua makanan itu memiliki makna mendalam yang dapat diambil nilainya. Dicontohkan apem dari kata afuum yang memiliki arti ampunan sehingga masyarakat harus bisa saling memaafkan mengampuni.
Baca Juga: Pembangunan Gedung Baru DPRD DIY Mencapai 15,263 Persen
"Inilah kreativitas masyarakat yang luar biasa. Khususnya di wilayah Gondolayu Lor sebagai kampung Budaya. Kegiatan ini menjadi daya ungkit dan sebagai contoh di Kota Yogyakarta," tuturnya.
Hasto juga mengingatkan masyarakat Gondolayu Lor untuk mengurangi dan mengolah sampah dengan gerakan Masyarakat Jogja Olah Sampah (Mas Jos) Termasuk dalam kegiatan kirab tersebut pihaknya memohon kepada masyarakat agar jangan ada sampah yang dibuang sembarangan.
Baca Juga: Wayang Kulit Tatah Sungging Pucung Imogiri Bantul Resmi Kantongi Sertifikat Indikasi Geografis
Ketua Panitia Kirab Budaya Saparan 1.000 apem dan lemper Dwi Nuryanto menyampaikan, apem adalah makanan tradisional yang bermakna sarat dengan pengampunan. Gunungan apem sebagai simbol doa keselamatan, ampunan dan kerukunan antar warga. Sedangkan gunungan lemper bermakna kebersamaan dan persaudaraan. Lemper berbahan baku beras ketan menjadi simbol erat hubungan masyarakat saling mendukung tanpa memandang suku, ras dan agama. Adapun gunungan sayur melambangkan kesuburan, kesejahteraan, limpahan rezeki dan hasil bumi.
"Sebuah pengingat akan pentingnya menjaga kelestarian alam dan rasa syukur kepada Allah," ujarnya. *