Fase kemarau basah, BPBD Sukoharjo keluarkan status siaga rawan kekeringan dan karhutla

photo author
- Senin, 21 Juli 2025 | 13:15 WIB
Arsip. Polres Sukoharjo patroli Kamtibmas waspada Karhutla.  (Dokumen Polres Sukoharjo)
Arsip. Polres Sukoharjo patroli Kamtibmas waspada Karhutla. (Dokumen Polres Sukoharjo)

HARIAN MERAPI - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sukoharjo keluarkan status siaga rawan kekeringan berdampak warga kekurangan air bersih dan kebakaran hutan dan lahan (karhutla).

Status tersebut dikeluarkan mengingat sekarang sudah masuk fase Kemarau basah dan puncaknya terjadi pada periode Agustus hingga tiga bulan kedepan.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sukoharjo Ariyanto Mulyatmojo, Senin (21/7/2025) mengatakan, usai apel pagi Senin (21/7) BPBD Sukoharjo mengeluarkan status siaga kekeringan dan karhutla.

BPBD Sukoharjo juga menerjunkan petugas dan pihak terkait membantu melakukan pengecekan kondisi wilayah dengan sasaran sumber penampungan air bersih warga seperti sumur, Pamsimas. Selain itu juga dicek terkait kondisi hutan dan lahan.

Baca Juga: PSISa Salatiga berlaga di Piala Soeratin 2025 di Pati Jateng, begini suasana pelepasannya

Status siaga rawan kekeringan dan karhutla secara resmi sudah disampaikan BPBD Sukoharjo kepada pihak terkait untuk ditindaklanjuti bersama. Langkah antisipasi dilakukan melibatkan pihak terkait mengingat kondisi masing-masing wilayah berbeda.

BPBD Sukoharjo memberikan perhatian serius disejumlah desa di wilayah bagian selatan meliputi Kecamatan Tawangsari, Weru dan Bulu karena rawan kekeringan dan karhutla.

"Kami sudah keluarkan status siaga rawan kekeringan dan karhutla. Artinya siaga menghadapi masalah warga kekurangan air bersih dampak cuaca panas dan kekeringan wilayah juga berdampak rawan karhutla. Saat ini sudah masuk fase kemarau basah dimana kondisi cuaca panas tapi masih ada awan mendung dan sesekali hujan. Kami terus berkoordinasi dengan BMKG dan pihak terkait di Sukoharjo," ujarnya.

BPBD Sukoharjo memperkirakan puncak kamarau basah terjadi mulai Agustus hingga tiga bulan kedepan. Selama periode tersebut diharapkan ada langkah antisipasi melibatkan pihak terkait.

"Yang dikhawatirkan terjadi kekeringan dan warga kekurangan air bersih. Jadi perlu dilakukan langkah antisipasi dimulai dengan pengecekan dan apabila ada warga kekurangan air bersih maka langsung dilakukan pengiriman bantuan air bersih. Termasuk terkait antisipasi karhutla," lanjutnya.

Baca Juga: Anak usia 2 tahun harus sudah diajari buang air di toilet, begini saran psikolog

Dalam pengecekan stok air bersih warga dilakukan koordinasi BPBD Sukoharjo melibatkan camat dan kepala desa. Hal itu untuk memastikan stok air bersih di sumur rumah warga.

Ariyanto mengatakan, kondisi cuaca saat ini panas ditandai dengan suhu udara terus naik. Bahkan dalam beberapa hari terakhir sudah tidak turun hujan. Cuaca saat ini diperkirakan sudah masuk perlahan dari musim hujan ke kemarau basah.

Cuaca panas berdampak pada kondisi lingkungan menjadi kering. Hal ini berdampak pada peningkatan kerawanan kebakaran. Potensi kebakaran terjadi baik di tempat terbuka maupun di bangunan tertutup.

"BPBD Sukoharjo bersama pihak terkait turun langsung keliling desa dan kecamatan memberikan sosialiasi dan edukasi. Ancaman kebakaran sudah didepan mata karena kondisi panas akibat pancaroba kemarau," lanjutnya.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Widyo Suprayogi

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X