Kabar BMKG, awal musim kemarau di Jateng selatan mundur dari prakiraan sebelumnya

photo author
- Rabu, 21 Mei 2025 | 16:45 WIB
Kepala Kelompok Teknisi BMKG Stasiun Meteorologi Tunggul Wulung Cilacap Teguh Wardoyo. ( ANTARA/Dokumentasi Pribadi )
Kepala Kelompok Teknisi BMKG Stasiun Meteorologi Tunggul Wulung Cilacap Teguh Wardoyo. ( ANTARA/Dokumentasi Pribadi )

HARIAN MERAPI - Awal musim kemarau di sebagian wilayah Jawa Tengah (Jateng) bagian selatan berlangsung mundur dari waktu yang diprakirakan sebelumnya.

"Seperti di Kabupaten Cilacap, berdasarkan prakiraan yang dikeluarkan oleh BMKG Stasiun Klimatologi Semarang, awal musim kemaraunya diprakirakan pada dasarian kedua bulan Mei hingga dasarian kedua bulan Juni," kata Kepala Kelompok Teknisi BMKG Stasiun Meteorologi Tunggul Wulung Cilacap Teguh Wardoyo di Cilacap, Rabu (21/5/2025).

Namun hingga awal dasarian ketiga bulan Mei, kata dia, di sebagian wilayah Cilacap masih terjadi hujan lebih dari 50 milimeter per dasarian.

Dalam hal ini, kata dia, sebagai awal musim kemarau apabila curah hujan dalam satu dasarian atau 10 hari sama atau kurang dari 50 milimeter diikuti oleh dua dasarian berikutnya.

Baca Juga: Diduga Dipicu Masalah Sepele, Seorang Pelajar SMP di Gedangsari Gunungkidul Meninggal Karena Berkelahi

Berdasarkan hasil pengamatan data curah hujan hingga hari Rabu (21/5), lanjut dia, rata-rata curah hujan pada dasarian pertama dan kedua bulan Mei di sejumlah wilayah Kabupaten Cilacap, seperti Dayeuhluhur, Majenang, Sidareja, Kampunglaut, Adipala, dan Kroya, masih di atas 50 milimeter, sehingga belum memasuki awal musim kemarau.

"Dengan demikian awal musim kemarau di wilayah yang diprediksi memasuki kemarau pada dasarian kedua bulan Mei seperti Dayeuhluhur, Wanareja, Cipari, dan Sidareja bagian utara dipastikan mundur. Sementara wilayah lain di Kabupaten Cilacap, awal musim kemarau diprakirakan pada dasarian ketiga bulan Mei hingga dasarian kedua bulan Juni akan dievaluasi kemudian," katanya.

Lebih lanjut dia mengatakan sejumlah wilayah di Jateng selatan, termasuk beberapa daerah di Kabupaten Cilacap, mengalami hujan yang cukup tinggi pada bulan Mei 2025.

Menurut dia, hal itu karena adanya gangguan cuaca skala mingguan seperti sirkulasi siklonik, fenomena Madden-Julian Oscillation (MJO), gelombang Kelvin, Rossby Ekuator, dan Low Frequency, di beberapa wilayah Indonesia.

Baca Juga: Lazismu DIY memiliki program Rendangmu, Qurban Langsung, Qurban Internasional dan Sedekah Daging. Ini tujuannya

Sementara pada skala lokal, kata dia, kelembapan masih cukup tinggi sehingga curah hujan pada bulan Mei masih berlangsung tinggi di Cilacap, bahkan di wilayah Jawa.

"Dalam empat hari ke depan di wilayah Cilacap diprakirakan masih berpotensi terjadi hujan ringan hingga sedang yang kadang disertai petir pada sore hingga malam hari. Suhu udara berkisar 24-33 derajat Celcius, kelembapan udara berkisar 64-98 persen, dan angin bertiup dari arah tenggara dengan kecepatan antara 5-25 kilometer per jam," kata Teguh.

Berdasarkan data yang dirilis BMKG Stasiun Klimatologi Semarang pada hari Rabu (21/5) terkait dengan analisis curah hujan pada dasarian kedua bulan Mei 2025, sebagian wilayah Jateng dalam kriteria curah hujan menengah (51-150 milimeter per dasarian) hingga sangat tinggi (lebih dari 300 milimeter dasarian).

Sedangkan curah hujan rendah (0–50 mm/dasarian) terjadi di sepanjang pantai utara, sebagian wilayah selatan Banyumas, Kebumen, Purworejo, Wonogiri, dan sebagian Blora bagian barat.

Baca Juga: Pemerintah dimimta perjelas narasi program 3 juta rumah, DPR: Supaya tidak terjadi mispersepsi

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Widyo Suprayogi

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

PPDI Merah Putih Ingin Berpatisipasi MBG dan KDMP

Minggu, 21 Desember 2025 | 18:00 WIB
X