Yang lebih utama adalah membangun karakter diri sendiri supaya talenta yang dipunyai dapat berguna bagi masyarakat.
Arie Sujito menambahkan, pemerintah dan masyarakat merupakan kunci penting dalam mendukung peran generasi muda.
Jika negara memfasilitasi dengan baik, maka pemuda akan menemukan visi.
"Kesuksesan pemuda juga dipengaruhi daya dukung masyarakat. Maka negara harus menganggap pemuda menjadi agen penentu masa depan. Tapi tanggung jawab ini bukan semata di pemerintah melainkan juga masyarakat," jelasnya.
Baca Juga: Triple Crown di Pacuan Kuda Bergengsi dan Sulit Diraih, Kenapa?
Arie melihat fenomena kerentanan di kalangan anak muda dikarenakan banyak beban yang mereka hadapi.
Pola transisi dari remaja menjadi sosok pemuda acap kali kurang mendapat perhatian.
Sebuah paradoks bagi anak muda di mana mereka dipuji karena berprestasi, dan dibenci karena banyak melakukan kesalahan mulai dari kasus kekerasan, judi online, hingga narkoba.
Baca Juga: Siap arungi Liga I Indonesia, ini dia 24 pemain PSIM Yogyakarta
"Ini tidak bisa dianggap remeh. Saya harap pembangunan karakter jadi prioritas isu yang perlu dipikirkan. Selama ini pemuda hanya dilihat dari sisi potensi saja, sedangkan aspek pencegahannya kurang terfasilitasi," pungkasnya. *