SPMB online selesai, 32 SMP negeri dan swasta kekurangan 1.759 murid baru

photo author
- Rabu, 2 Juli 2025 | 13:45 WIB
Bupati Sukoharjo Etik Suryani saat memantau SPMB online di SMPN 1 Sukoharjo.  (Foto: Wahyu Imam Ibadi)
Bupati Sukoharjo Etik Suryani saat memantau SPMB online di SMPN 1 Sukoharjo. (Foto: Wahyu Imam Ibadi)

"Tiga SMPN tetap melaksanakan kegiatan belajar mengajar kepada siswa yang masih ada sekarang hingga lulus karena ada program regrouping. Sedangkan 48 SMP negeri dan swasta yang selesai menggelar SPMB online diharapkan dapat memenuhi kuota secara manual atau offline. Tapi apabila belum maka kegiatan belajar mengajar tetap digelar sesuai jadwal," lanjutnya.

Sekolah yang kekurangan murid baru atau belum mampu memenuhi kuota sudah melaporkan kondisi pasca SPMB online ke Disdikbud Sukoharjo. Nantinya akan dilakukan evaluasi secara keseluruhan mengenai penyebab kondisi hal ini.

"Kondisi sekolah kekurangan murid baru bervariasi. Ada beberapa penyebab salah satunya karena persaingan antar sekolah mendapat murid baru sangat ketat saat tahun ajaran baru," lanjutnya.

Bupati Sukoharjo Etik Suryani, mengatakan, berdasarkan laporan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Sukoharjo diketahui sejumlah sekolah mengalami masalah kekurangan murid. Kondisi tersebut terjadi seperti di SDN dan SMPN disejumlah wilayah. Hal ini terjadi karena beberapa penyebab. Salah satunya karena ketatnya persaingan mendapat murid baru saat tahun ajaran baru digelar setiap tahun.

Untuk memastikan kondisi sekolah negeri tersebut selanjutnya dilakukan pendataan oleh Disdikbud Sukoharjo. Proses tersebut dilakukan sebagai tahap kajian Pemkab Sukoharjo melakukan regrouping atau penggabungan sekolah.

Baca Juga: Timnas Putri Indonesia Kontra Pakistan Malam Ini, Bisakah Garuda Pertiwi Pesta Gol?

"Sedang di data dan dilakukan kajian. Apabila memang memungkinkan maka bisa dilakukan regrouping. Nanti dari Disdikbud Sukoharjo yang akan memproses. Regrouping itu pilihan terakhir dan nantinya tetap dipastikan sistem pendidikan di wilayah tetap berjalan dan tidak terganggu adanya penggabungan sekolah," ujarnya.

Bupati meminta kepada Disdikbud Sukoharjo melakukan perencanaan dengan matang terkait rencana regrouping sekolah. Sebab di sekolah tersebut memiliki kelengkapan seperti murid, guru, dan tenaga lainnya. Termasuk juga aset bangunan sekolah tersebut.

"Jangan sampai setelah regrouping anak jadi sulit dapat sekolah. Guru dan lingkungan juga sama. Tetap wajib direncanakan dengan matang," lanjutnya.

Saat ini diketahui Disdikbud Sukoharjo sudah mengajukan tiga sekolah tingkat SMPN segera dilakukan regrouping. Namun demikian proses penggabungan dilakukan menunggu kesiapan teknis dan tahapan kajian selesai.

"Sementara yang masuk rencana regrouping ada tiga SMPN. Terkait SDN masih tunggu kajian Disdikbud," lanjutnya. (*)

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Widyo Suprayogi

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X