Diduga keracunan cilok, 19 siswa di Tasikmalaya dibawa ke Puskesmas

photo author
- Selasa, 27 Mei 2025 | 15:15 WIB
Seorang pasien korban keracunan menjalani perawatan medis di Puskesmas Culamega, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, Selasa (27/5/2025). ( ANTARA/HO-Polres Tasikmalaya.)
Seorang pasien korban keracunan menjalani perawatan medis di Puskesmas Culamega, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, Selasa (27/5/2025). ( ANTARA/HO-Polres Tasikmalaya.)

HARIAN MERAPI - Sebanyak 19 siswa SMA di Kecamatan Culamega, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, mengalami keracunan.

Kepolisian Resor Tasikmalaya menyelidiki kasus dugaan keracunan makanan jenis cilok yang menimpa para siswa untuk mengetahui lebih dalam penyebab kejadian itu.

"Kami masih melakukan penyelidikan terkait kasus keracunan massal tersebut," kata Kepala Polsek Bantarkalong AKP Mugiono kepada wartawan di Tasikmalaya, Selasa (27/5/2025).

Ia menuturkan, kepolisian sudah mendapatkan informasi adanya kejadian keracunan yang menimpa 19 orang di lingkungan SMA Peradaban, Desa Cintabodas, Kecamatan Culamega, kemudian melakukan olah tempat kejadian perkara.

Baca Juga: Soal Gedung Sejarah Pakuwon, Kepala Disbubpar bakal laporan ke Walikota Salatiga

Kejadian itu, kata dia, bermula ketika sejumlah siswa membuat makanan jenis cilok dari bahan baku aci, Minggu (25/5/25) malam, kemudian mereka mengkonsumsinya dan merasakan keluhan sakit, Senin (26/5).

"Korban mulai merasakan gejala keracunan seperti mual, pusing, dan demam tinggi," katanya seperti dilansir Antara.

Ia menyampaikan, seluruh siswa yang mengeluhkan sakit serupa itu langsung dibawa ke puskesmas untuk mendapatkan penanganan medis, dari 19 orang, sebanyak enam orang dipulangkan, sisanya masih menjalani perawatan.

Hasil olah tempat kejadian perkara, kata dia, mereka mengeluhkan sakit setelah menyantap makanan cilok, namun untuk kepastian penyebabnya masih dalam pemeriksaan lebih lanjut.

Baca Juga: Salatiga Bentuk Satgas Premanisme dan Ormas Bermasalah, Walikota Sebut Premanisme Galian C

Ia menyampaikan, kepolisian bersama petugas kesehatan dari puskesmas sudah mengambil sampel makanan yang dikonsumsi siswa untuk dilakukan uji laboratorium agar diketahui penyebab siswa keracunan.

"Kami masih melakukan pengumpulan keterangan dan menunggu hasil lab sampel makanan untuk mengetahui penyebab pasti keracunan," katanya.

Ia mengatakan pihaknya bersama petugas medis masih terus melakukan observasi terhadap pasien yang mengeluhkan sakit dan semuanya dapat terkendali.

Selain itu, petugas juga melakukan observasi terhadap pihak lain di luar 19 orang itu yang diketahui sama-sama menyantap makanan tersebut untuk dipantau terus perkembangannya.

"Kepolisian dan tim kesehatan masih melakukan pemantauan ketat terhadap kondisi para korban," katanya.(*)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Widyo Suprayogi

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X