Sampah yang dibuang di TPA Mojorejo, Bendosari tetap dilakukan pengolahan menggunakan sistem modern. Salah satu yang menonjol dan mendapat perhatian serius pemerintah pusat yakni terkait pemanfaatan gas metan dari pengolahan sampah di TPA Mojorejo, Bendosari.
Gas metan dialirkan dan digunakan secara gratis untuk masyarakat sekitar TPA Mojorejo, Bendosari.
DLH Sukoharjo masih akan melakukan pengembangan TPA Mojorejo, Bendosari naik satu tingkat menjadi level TPST. Persiapan dilakukan dengan melakukan perencanaan dan kajian. Termasuk memprogramkan produk yang dapat dihasilkan dari pengolahan sampah di TPA Mojorejo, Bendosari untuk dijual.
Baca Juga: DKK Salatiga Kembalikan Mobil Ambulans Puskesmas Sidorejo Lor ? Dijadwalkan di Kantor Walikota
"Kajian yang dilakukan sekarang yakni program produk keripik sampah sebagai bahan bakar industri ramah lingkungan. Sebenarnya ada juga produk lain, tapi yang paling menonjol keripik sampah itu karena belum banyak daerah melakukan dan kami mendapat dukungan penuh dari Bupati Sukoharjo Etik Suryani dan pemerintah pusat," ujarnya.
TPA Mojorejo, Bendosari sudah mulai dikembangkan serius oleh Pemkab Sukoharjo sekitar tahun 2010 lalu disaat era kepemimpinan Bupati Sukoharjo Wardoyo Wijaya.
Selama dua periode memimpin Kabupaten Sukoharjo terobosan besar dilakukan dengan sentuhan teknologi modern dalam pengelolaan sampah seperti pemanfaatan gas metan dan pengolahan kompos. Keberhasilan tersebut diapresiasi pemerintah pusat dengan pemberian penghargaan Adipura.
"Di era kepemimpinan Bupati Sukoharjo Etik Suryani sekarang akan diwujudkan TPST dengan produk keripik sampah sebagai bahan bakar industri ramah lingkungan. Kajian masih terus kami lakukan termasuk mencari pihak yang mau membeli produk. Akan kami jajaki komunikasi dengan pihak pabrik semen Grobogan. Mereka informasinya mau menerima karena lebih ramah lingkungan," lanjutnya.
Baca Juga: Pengelolaan sampah di Bantul diarahkan ke sistem waste to energy, seperti ini prosesnya
Agus menjelaskan, dalam kajian ini terpenting dilakukan persiapan terkait kesiapan sampah sebagai bahan baku, sumber daya manusia atau petugas pengolahan, dan peralatan modern. Ketiga kebutuhan tersebut nantinya akan dipenuhi Pemkab Sukoharjo.
"Dengan suplai sampah sekitar 200 ton per hari di TPA Mojorejo, Bendosari dan tenaga yang kami miliki. Serta kesiapan alat sepertinya kami siap. Kami optimis saja bisa merealisasikan. Tapi perlu tahapan yang harus dijalani sesuai aturan berlaku," lanjutnya.
Pemkab Sukoharjo menekankan tentang pentingnya pengolahan sampah di Tempat Pembuangan Sampah dengan sistem Reduce, Reuse, Recycle atau TPS3R dan TPST. Penekanan tersebut sesuai dengan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Sukoharjo tahun 2025-2045. Karena itu, rencana penambahan TPA sampah baru belum dilakukan dan terpusat merealisasikan TPST.
Agus Suprapto mengatakan, pengelolaan sampah yang ada sekarang masih berjalan dan terus dikembangkan dengan menekankan tentang pentingnya pengolahan. DLH Sukoharjo melakukan pengembangan pengolahan baik ditingkat desa, kelurahan, kecamatan dan kabupaten.
Baca Juga: Inilah penyebab meninggalnya Paus Fransiskus, begini pengumuman Vatikan
"Pemerintah pusat sudah mengakui keberhasilan pengelolaan sampah di Kabupaten Sukoharjo di TPA Mojorejo, Bendosari sudah menerapkan sistem sanitary landfill dan controlled landfill bukan open dumping. Pemerintah sendiri bertindak tegas dengan berencana menutup TPA disejumlah daerah yang masih menerapkan sistem open dumping," lanjutnya.