HARIAN MERAPI - Serangan Israel ke Lebanon makin membabi buta dan tak mengenal target.
Mereka bahkan menyerang anggota pasukan perdamaian PBB di Lebanon, UNIFIL.
Dalam serangan tersebut sebanyak delapan anggota pasukan penjaga perdamaian PBB berkebangsaan Austria di Lebanon mengalami luka-luka akibat serangan roket Israel.
Baca Juga: Ini yang harus diketahui masyarakat tentang gejala dan faktor risiko stroke
Demikian menurut pernyataan Kementerian Luar Negeri Austria, pada Selasa (29/10).
Pada platform X, Alexander Schallenberg menyatakan 'kegeramannya' atas serangan hari ini terhadap pasukan penjaga perdamaian PBB di Lebanon (UNIFIL).
"Keselamatan dan keamanan pasukan helm biru harus dijamin sepanjang waktu. Serangan terhadap pasukan penjaga perdamaian PBB merupakan pelanggaran terhadap hukum internasional dan amat sangat tidak dapat diterima," tulisnya di X.
UNIFIL beroperasi di antara Sungai Litani di bagian selatan Lebanon dan Garis Biru (Blue Line), yang menjadi garis perbatasan dengan Israel, sebagai bagian dari mandat Resolusi Dewan Keamanan PBB 1701 untuk memelihara keamanan di kawasan tersebut.
Israel telah meningkatkan serangan udara besar-besaran di Lebanon sejak bulan lalu terhadap apa yang diklaim sebagai sejumlah sasaran Hizbullah, dalam sebuah eskalasi setahun perang lintas batas antara Israel dan kelompok Hizbullah Lebanon sejak Israel memulai serangan brutal di Jalur Gaza tahun lalu.
Israel memperluas konflik kawasan pada tahun ini dengan melancarkan serangan darat ke wilayah Lebanon selatan pada 1 Oktober.*