Polda DIY bekerja sama dengan DPKH serta Dinkes Gunungkidul lakukan vaksinasi pada hewan ternak sapi

photo author
- Rabu, 24 Juli 2024 | 18:25 WIB
Kelompok Peternak Sapi Pali-Pali Jaya di Jaten Ponjong Gunungkidul  (Foto : Istimewa)
Kelompok Peternak Sapi Pali-Pali Jaya di Jaten Ponjong Gunungkidul (Foto : Istimewa)

HARIAN MERAPI - Polda DIY bekerja sama dengan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (DPKH), serta Dinas Kesehatan (Dinkes) Gunungkidul, melakukan vaksinasi pada hewan ternak sapi dan penyuluhan.

Kegiatan itu dilakukan pada Kelompok Peternak Sapi Pali-Pali Jaya Ponjong Gunungkidul, Rabu (24/7/2024). Para peternak diberikan pemahaman bahaya penyakit zoonosis yang dapat ditularkan hewan ke manusia.

Polda DIY juga memberikan bantuan alat peternakan berupa alat semprot, sepatu boot dan sarung tangan. Bantuan diserahkan langsung oleh Kasubdit 2 Ditintelkam Polda DIY AKBP Dwi Prasetio Nugroho SE, MH.

PS Panit 2 Subdit Ekonomi Ditintelkam Polda DIY Iptu Gatot Wahyu Wijaya Saputra SH, MM mengatakan, melalui sosialisasi ini diharapkan peternak dan warga Gunungkidul mengetahui tentang bahaya tradisi brandu.

Baca Juga: PSS Sleman Lakukan Evaluasi Intensif di Setiap Lini Jelang Bergulirnya BRI Liga 1, Jadwalkan Uji Coba

"Tradisi brandu menjadi penyebab utama penularan salah satu penyakit zoonosis yaitu antraks dari sapi kepada manusia," katanya.

Selama ini, Polda DIY berkoordinasi dengan OPD dan peternak mengawasi lalu lintas keluar masuknya hewan ternak di Gunungkidul. Terutama di Kapanewon Ponjong sebagai pintu masuk yang berbatasan.

"Tujuannya untuk memantau kesehatan bibit hewan ternak yang masuk DIY. Sosialisasi ini akan terus dilakukan sampai tidak ada lagi warga yang mengonsumsi daging ternak mati atau sakit mengandung bakteri antraks," ucapnya.

Medik Veteriner UPT Puskeswan Karangmojo drh. Retno Firdaus Srifiyati menjelaskan, sosialisasi Penyakit Hewan Menular Strategis (PHMS) pada ternak sangat penting untuk disampaikan kepada peternak.

Baca Juga: Sekolah yang Kekurangan Siswa Baru Mendapat Pendampingan Disdikbud Sukoharjo, Ini Alasannya

Puskeswan Karangmojo juga telah melakukan vaksinasi yaitu Vaksin Penyakit Mulut dan Kuku (PMK), Vitamin B-Plex, Anti Nyeri dan Demam dan Obat Cacing di kandang milik kelompok peternak sapi di Jaten Ponjong.

"Untuk Vaksin Antraks diberikan setiap enam bulan sekali. Hanya di daerah yang menjadi zona merah antraks," katanya.

Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Gunungkidul Sidig Hery Sukoco menambahkan, tradisi brandu merupakan kebiasaan warga Gunungkidul menyembelih hewan ternak yang sudah mati.

Baca Juga: Sejumlah Program Prioritas Pemkab Sukoharjo Bisa Selesai 100 Persen Saat Triwulan II Berjalan

"Tradisi brandu ini membahayakan kesehatan warga karena hewan ternak yang sakit atau mati lalu disembelih itu mengandung bakteri bacillus anthracis sehingga orang yang mengonsumsinya pasti tertular antraks," jelasnya.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Widyo Suprayogi

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X