HARIAN MERAPI - Proyek besar dan strategis di Kota Salatiga Jawa Tengah kini ibarat hidup segan mati tak mau. Proyek tersebut adalah proyek besar yang awalnya digaungkan sebagai ikon Salatiga sebagai Kota Toleran di Indonesia.
Proyek apakah itu? yakni Taman Wisata Religi (TWR) Salatiga yang kemudian terkesan ramai yang sebatas wacana dan sekadar omongan saja.
Kalimat 'akan' dibangun tempat ibadah seluruh agama yang ada di Salatiga di TWR ini sampai 2024 masih ibarat orang tidur dibalut mimpi indah dan ketika bangun tampak kebingungan.
Baca Juga: Kemenhub Setujui Uji Coba Taksi Terbang di IKN dengan Catatan
Hingga 2024 ini, kawasan TWR tak lebih menjadi kawasan yang hanya kebesaran keinginan yang diduga tanpa perencanaan yang teliti dan persiapan anggaran yang kuat.
Sehingga lahan yang awalnya produktif pertanian ini mau tidak mau berantakan diterjang ego keinginan yang sebenarnya jika jujur berat diwujudkan.
Dari pantauan wartawan, kawasan TWR di Jalan Pattimura Salatiga kini merana ditumbuhi tumbuhan liar.
Gerbang masuk yang sudah dibangun lebih awal dengan dana kurang lebih Rp 2,9 miliar terkesan sia-sia dan kini banyak coretan di tembok.
Baca Juga: Turki Lolos ke Perempat Final Euro 2024, Dua Gol Merih Demiral Jadi Penentu Kemenangan Atas Austria
Sedangkan, lahan bagian dalam yang dulu lahan sawah produktif tanaman padi dan palawija, kini banyak tumbuhan liar yang tak berguna.
"Lalu siapa yang bertanggung jawab, proyek sok wow dan membesarkan diri, kini seperti dibiarkan saja tanpa dipedulikan kelanjutannya," kata beberapa warga di kawasan Salatiga utara ini.
Kebanyakan ide dan kebesaran keinginan (karep dalam bahasa Jawa) tanpa didukung kekuatan anggaran dan perhitungan yang matang terkesan dipaksakan dan dilakukan oleh Pemkot Salatiga dengan persetujuan anggaran di DPRD Salatiga melalui APBD saat itu.
Baca Juga: Kasus tewasnya wartawn Rico Sempurna Pasaribu, TNI minta bukti oknumnya terlibat judi
Siapa yang bertanggung jawab?
Besar pasak daripada tiang, seakan wow dan sok bisa, akhirnya beberapa tahun ini kondisi TWR semakin memprihatinkan padahal sudah mengeluarkan uang miliaran rupiah di awal proyek.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan (Bappeda) Agung Hendratmiko dihubungi wartawan membenarkan tidak ada anggaran untuk meneruskannya.
Namun, pihaknya sedang mengusulkan anggaran melalui dana Provinsi Jawa Tengah dan melalui pusat untuk melanjutkan TWR.