Tri Tuti menjelaskan, data paparan kasus DBD di Kabupaten Sukoharjo masih dalam batas bawah normal angka insiden rate (IR) atau jumlah rata-rata kasus baru dalam periode yang sama sebesar 22,9 persen dari 49/100.000 penduduk.
Sedangkan case fatality rate (CFR) atau rata-rata angka kematian kasus sebesar 1,9 persen kurang dari 2/100.000 penduduk.
"Kasus DBD memang ditemukan ada peningkatan. Tapi status Kabupaten Sukoharjo belum KLB DBD karen masih di bawah batas normal," ujarnya.
DKK Sukoharjo memastikan seluruh kasus DBD sudah tertangani. Selain itu masyarakat juga diingatkan tentang pentingnya pencegahan penyebaran DBD dengan menerapkan PHBS dan gerakan PSN di rumah dan lingkungan sekitar.
Bupati Sukoharjo Etik Suryani turun langsung menemui masyarakat untuk mengingatkan menerapkan PHBS dan gerakan PSN sebagai bentuk kewaspadaan penyebaran penyakit DBD.
Kegiatan dilakukan dengan mendatangi sejumlah tempat pelayanan masyarakat mengingat kasus DBD sekarang cukup tinggi.
Etik Suryani mengatakan, Pemkab Sukoharjo memberikan perhatian penuh terhadap penyebaran penyakit DBD yang menjangkiti warga disejumlah wilayah.
Jumlah kasus yang tinggi tersebut menjadi catatan penting bagi pemerintah daerah.
Pemkab Sukoharjo menganggap penting penanganan berupa pengobatan terhadap warga yang terkena DBD.
Tidak kalah penting yakni pencegahan agar tidak terjadi penyebaran dan bertambahnya penderita DBD.
"Saya turun langsung bertemu dengan masyarakat dan mengingatkan tentang pentingnya PHBS dan PSN sebagai bentuk kewaspadaan dan pencegahan DBD. Sekarang kasus DBD sedang merebak dan menjangkiti tidak hanya orang dewasa saja, tapi juga anak-anak," ujarnya.
Baca Juga: PWI Sleman Gelar Syawalan Dikemas Mancing Bareng, Begini Harapan Wakil Bupati Sleman
Terkait dengan DBD, bupati mengingatkan kepada masyarakat tentang pentingnya menjaga bersama agar tidak ada temuan lagi kasus.