Enam desa tersebut memiliki karakteristik geografis berupa perbukitan. Karena itu tanah longsor rawan terjadi saat musim hujan akibat gerusan air.
BPBD Sukoharjo sudah turun melakukan pemantauan dengan menerjunkan petugas gabungan bersama relawan dan masyarakat. Pemantauan dilakukan dengan melibatkan juga pihak pemerintah desa dan kecamatan setempat.
"Titik yang rawan kami pantau. Termasuk memetakan dan meminta informasi warga terkait ada tidaknya retakan tanah di perbukitan. Sebab itu bisa memicu tanah longsor," lanjutnya.
BPBD Sukoharjo sangat serius mengantisipasi bencana alam tanah longsor untuk meminimalisir korban. Sebab wilayah enam desa tersebut memang sangat rawan.
Baca Juga: 10 rekomendasi IDI tangani HIV AIDS agar lebih efisien, nomor sembilan bikin trenyuh
Warga dan masyarakat setempat sudah mendapatkan sosialiasi pencegahan bencana alam tanah longsor salah satunya dengan kegiatan gerakan penanaman pohon keras. Hal ini dimaksudkan agar akar dari pohon tersebut dapat menahan kemungkinan terjadinya tanah longsor.
"Dari sisi perbukitan kami pantau dan termasuk terkait cuaca karena juga berpengaruh. Sebab hujan dengan curah tinggi berdampak pada kemungkinan terjadinya tanah longsor," lanjutnya.
BPBD Sukoharjo dalam pemantauan juga berkoordinasi dengan pihak terkait mengenai adanya aktivitas penambangan galian C. Sebab perbukitan yang ditambang tersebut juga memiliki potensi kerawanan tanah longsor.
"Tetap waspada seperti di lokasi galian C atau rumah warga di dekat bukit atau tebing sungai sekalipun. Sebab tanah longsor bisa terjadi kapan saja," lanjutnya.
Baca Juga: Bolehkah wanita menopause beri minyak zaitun pada organ intim, begini penjelasan pakar ginekologi
Ariyanto mengatakan, BPBD Sukoharjo terus gencarkan penanaman pohon di wilayah perbukitan. Gencarnya penanaman berbagai jenis tanaman di perbukitan di wilayah selatan Kabupaten Sukoharjo meliputi Kecamatan Tawangsari, Weru dan Bulu cukup membantu mengurangi risiko tanah longsor.
Tanaman yang ditanam tersebut didominasi pohon buah seperti alpukat, durian, kelengkeng, mangga, kelapa genjah, porang dan lainnya. Selain itu juga ditanami tanaman keras seperti jati, mahoni dan lainnya.
Upaya mencegah tanah longsor di wilayah perbukitan juga dilakukan dengan penanaman akar wangi atau Vetiver. BPBD Sukoharjo bersama pihak terkait telah melaksanakannya sejak tahun 2020, 2021 dan 2022.
Wilayah selatan mendapat prioritas penanganan sendiri dari Pemkab Sukoharjo. Sebab geografis disana banyak perbukitan dan tingkat rawan longsor tinggi.
Banyak perbukitan kurang memiliki kekuatan untuk menahan tanah longsor akibat tidak adanya penahan alam berupa tanaman dan tanggul pengaman.