Humas Polri gandeng mantan teroris datangi pesantren di Salatiga untuk cegah paham radikalisme dan intoleransi

photo author
- Kamis, 9 November 2023 | 20:55 WIB
Divisi Humas Polri bersama para santri di Pesantren As Sukarti Salatiga, Jawa Tengah.  (Dok. Humas Polres Salatiga)
Divisi Humas Polri bersama para santri di Pesantren As Sukarti Salatiga, Jawa Tengah. (Dok. Humas Polres Salatiga)

HARIAN MERAPI - Divisi Humas Mabes Polri menggandeng mantan napi tindak pidana terorisme, Ustadz Nasir Abas di kegiatan Focus Group Discusion dengan tema "Terorisme Musuh Kita Bersama" di Pondok Pesantren (Ponpes) Majelis Tahfidzul Qur'an As Surkati, Blotongan Sidorejo Salatiga, Kamis (09/11/2023).

Kegiatan ini untuk mencegah berkembangnya paham radikalisme dan intoleransi.

Ustad Nasir Abas bersama tim dari Divisi Humas Polri yang dipimpin Kombes Pol. DR. Nurul Azizah SIK, M.Si. didampingi Kapolres Salatiga AKBP Aryuni Novitasari, M.Psi, bersama rombongan hadir di Ponpes As-Surkati.

Di hadapan para santri, Nasir Abbas bercerita bahwa dirinya terjerumus dalam aksi terorisme sejak umur 16 tahun setelah sebelumnya belajar agama dengan salah seorang yang merupakan pentolan teroris.

Baca Juga: Presiden Jokowi harus tegas dan konkret, bikin aturan agar alat negara netral dalam Pemilu 2024

"Saya ditawari ke Afghanistan secara gratis, namun, di sana disuruh berperang. Saya tidak dapatkan literasi tentang bahaya teroris, yang ada cuma jihad dengan perang," cerita Nasir Abbas saat di Salatiga.

Ia lebih lanjut mengaku, bertaubat setelah sadar kalau terorisme adalah tindakan yang menyebabkan ketakutan dan kerusakan yang meluas serta bersikap intoleran karena tidak menerima perbedaan.

Menurut Nasir Abbas, teroris itu bukan jihad, Mereka adalah orang-orang intoleran yang tidak menerima perbedaan.

Doktrin terorisme di Indonesia lebih cenderung mengeksploitasi target dan memainkan isu-isu Islam garis keras.

Baca Juga: Mengaku masinis, seorang pria asal Blitar curi handphone milik karyawan Stasiun Tugu Yogyakarta

Sebagai generasi penerus bangsa, peran pemuda dalam mencegah intoleransi, radikalisme dan terorisme sangat diperlukan.

"Untuk itu agar para generasi muda harus bijak dalam menggunakan media sosial. Jangan mudah terprovokasi dengan informasi yang menyesatkan," ujar Nasir Abbas.

Pimpinan Majelis Tahfidzul Qur'an As Surkati Ustad Diding Fatuding LC, mengapresiasi Polri dengan memberikan pengetahuan yang didapat langsung dari salah seorang Napiter terkait bahaya paham radikalisme yang tidak sesuai dengan Pancasila dan ajaran agama sehingga dapat merusak sendi-sendi demokrasi bangsa Indonesia.

Dalam sambutan nya Ketua Tim Kombes Pol. DR. Nurul Azizah mengucapkan terimakasih kepada Kapolres Salatiga AKBP Aryuni Novitasari M.Psi, M.Si., Psi dan jajarannya yang telah memberikan fasilitas kegiatan Silaturahmi Kamtibmas dalam rangka mewujudkan Kamtibmas yang kondusif serta pimpinan pondok, pengurus dan para santri yang telah menjadi audiens.

Baca Juga: Sebanyak 32 kasus pidana penyalahgunaan BBM bersubsidi di wilayah Jatimbalinus berhasil diungkap

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Widyo Suprayogi

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

PPDI Merah Putih Ingin Berpatisipasi MBG dan KDMP

Minggu, 21 Desember 2025 | 18:00 WIB
X