HARIAN MERAPI - Ketika menyambangi lokasi kuliner Omah Kluwih di kawasan Sidokarto Godean Sleman akan menemukan sejumlah ciri khas, misalnya nasi ditempatkan pada dandang.
Bagian atas dandang tersebut diberi kukusan bambu, dan di bagian kukusan bambu untuk menempatkan nasi. Pembeli di Omah Kluwih pun dipersilakan mengambil sendiri nasinya.
Sedangkan di bagian bawah dandang ada angklo dengan bahan bakar arang kayu yang selalu membara agar nasi terjaga kehangatannya atau tak dingin.
“Jadi di tempat kami untuk memasak nasinya bukan menggunakan rice cooker lalu ditempatkan di magic com," papar salah satu tim dapur Omah Kluwih, Yamini, baru-baru ini.
"Banyak pelanggan merasa cocok dengan cara yang kami terapkan,” lanjutnya.
Ditemui di lokasi kuliner setempat, wanita berjilbab ini mengungkapkan, selain nasi disediakan secara prasmanan, bubur nasi di Omah Kluwih juga disediakan secara prasmanan.
Dengan demikian, setiap pembeli dapat menyesuaikan seberapa banyak takaran nasi maupun bubur yang disantap, sehingga tak tersisa dan terbuang.
Baca Juga: Kasus TPPU, Panji Gumilang terancam 20 tahun penjara
Pilihan aneka sayur maupun lauk-pauk juga dipersilakan mengambil sendiri.
Sebagian ada yang ditempatkan di meja prasmanan, sebagian lagi di gerobak angkringan.
Bahkan di gerobak angkringan tersedia aneka sate dan banyak digemari konsumen, misalnya sate ayam, keong, telur puyuh, udang, bakso, sosis, usus, ati, ayam asam manis dan ayam teriyaki.
Aneka pilihan sayur maupun lauk-pauk cocok pula disantap bersama bubur nasi maupun nasi biasa yang ditempatkan pada dandang.
Baca Juga: Biaya kuliah semakin mahal, begini solusi Anies jika jadi Presiden : Negara harus hadir