HARIAN MERAPI - Siapa belum mencoba minum dawet hitam khas Purworejo ? Dawet hitam khas Purworejo ini banyak diburuh pemudik karena rasanya yang khas.
Dawet ini banyak dijual di lapak-lapak penggir jalan raya Purworejo-Kebumen, dan selalu dipenuhi pengunjung.
Pada Lebaran tahun ini, pembelinya lebih ramai dibanding Lebaran tahun lalu.
Baca Juga: Jangan beri toleransi perusuh, tangkap dan proses hukum
Seorang penjual dawet hitam, warga Tasikmadu, Purworejo, Rini di Purworejo, Kamis, mengatakan pada masa Lebaran pembeli dawet hitam jauh lebih ramai dibanding hari-hari biasa.
"Pada masa Lebaran seperti ini pembeli lebih ramai karena banyak warga atau pemudik yang melintas di jalan ini dan ingin merasakan kesegaran dawet hitam ini," katanya.
Ia menuturkan peningkatan pembeli sangat terasa, pada hari normal rata-rata hanya membuat cendol sekitar satu kilogram pati, di masa Lebaran ini bisa membuat cendol sampai lima kilogram pati.
Rini menjelaskan cendol hitam ini dari bahan pewarna alami, yakni merang (tangkai padi) yang dibakar.
Baca Juga: Diduga Dibuang Keluarganya di Pinggir Jalan, Polisi Evakuasi Pria Lumpuh ke RSUD Tangerang
Selain cendol hitam, dawet khas Purworejo ini menggunakan santan kelapa, dan gula Jawa (merah). Harga dawet hitam rata-rata Rp5.000 per mangkok.
"Meskipun di masa Lebaran, harga dawet hitam tidak dinaikkan, kami tetap menjual dawet hitam Rp5.000 per mangkok sehingga sangat terjangkau," katanya.
Seorang pembeli Heny menuturkan sudah menjadi kebiasaannya kalau melintas di perbatasan Purworejo-Kebumen ini membeli dawet hitam.
"Sekalian istirahat, kami menikmati kesegaran dawet hitam yang harganya sangat terjangkau ini," kata pemudik yang mau berangkat ke Bandung ini.*