"Umbi-umbian yang merupakan pangan lokal berhasil dieksplorasi dalam bentuk olahan inovatif, ini luar biasa. Kami selaku Pemkab Kulon Progo berterimakasih sekali," kata Eko.
Generasi muda, lanjutnya, memang harus didorong untuk berkarya menciptakan sesuatu yang ke depan bisa dijadikan sebagai sumber penghidupan.
Apalagi, sebagian mahasiswa sudah mulai berjualan sejak semester tiga sehingga sudah terbiasa berwirausaha. Mereka mengembangkan inovasi terhadap pangan lokal daerah yang ketersediaannya melimpah.
"Pemkab melalui Dinas Pariwisata punya Menoreh Food Festival. Ke depan kita bisa berkolaborasi dengan mendiskusikan bahan yang digunakan terlebih dahulu. Tentunya akan semakin berkembang," katanya.
Sementara itu, Dekan Fakultas Vokasi UNY, Prof Komarudin menuturkan, Wonderoots merupakan hasil dari eksplorasi mahasiswa Sarjana Terapan Tata Boga dalam menggali potensi bahan-bahan lokal dalam bentuk inovasi kuliner.
“Melalui festival ini mahasiswa tidak hanya dipersiapkan untuk menjadi koki profesional, tetapi juga sebagai inovator dalam menyajikan menu-menu sehat dan berkelanjutan melalui penggunaan bahan lokal," tutur Komarudin.
Beragam menu yang dihasilkan baik dalam bentuk jajanan pasar sampai dengan produk modern seperti main course dan dessert, dinilai Komarudin sebagai sebuah pembuktian bahwa kuliner bukan hanya sekedar cita rasa tetapi juga representasi dari inovasi dan keragaman budaya. (*)