Baca Juga: Perselisihan buruh, Disnaker Sleman panggil salah satu perusahaan
Pihak keluarga menyelenggarakan kegiatan pengajian dan jenang lemu dihidangkan sebagai suguhan sekaligus mendoakan kebaikan untuk bayi yang baru saja lahir.
Makna lain dari Jenang Lemu yang diselenggarakan masyarakat Pleret ini adalah doa atau harapan akan kemakmuran, kesejahteraan, kesuburan, dan hal-hal baik untuk si bayi.
Pemilihan mengapa Jenang Lemu yang disajikan, dimaknai pula oleh masyarakat, bayi sebagai simbol yang masih bersih suci dan penuh kelembutan.
Perlengkapan yang menghiasi Jenang Lemu adalah simbol doa-doa yang dihadiahkan kepada si bayi untuk kekuatan, kesuksesan, dan kesejahteraannya.
Jenang Lemu atau disebut juga Njenang Lemu oleh masyarakat Pleret masih dijaga dan dirawat sebagai bentuk kecintaan terhadap tradisi nusantara.
Baca Juga: Jamaah calon haji Sukoharjo dibekali sambel pecel oleh Bupati
Menjaga tradisi agar generasi bangsa tidak terserabut dari akar ditengah genjotan kemajuan teknologi yang tidak bisa dihindari dan dielakkan.
Jenang Lemu dipercaya akan tetap hadir selama masyarakat masih terus dan mau menjalankannya. (Ditulis: Yosi Wulandari UAD) *