HARIAN MERAPI - Ahli ruqyah, Ustadz Faizar mengoleksi keris sebagai pengingat atau nasihat dalam diamnya. Artinya, keris dengan simbol-simbolnya itulah nasihat yang baik dari leluhur.
Pakar ruqyah Ustadz Faizar mengoleksi sejumlah keris sepuh yang menurutnya punya makna simbolik.
Ustadz Faizar ahli ruqyah itu pun mengaku mengoleksi keris sebagai pengingat atau nasihat yang tersirat dari bentuk dapur dan pamornya.
Baca Juga: Keris bukan benda syirik, Ustadz Faizar ingatkan potensi dosa pada handphone jauh lebih besar
Namun demikian, dia mengaku tujuan utama mengoleksi keris adalah untuk menunjukkan keris sebagai produk budaya yang punya nilai seni.
Menurut Ustadz Faizar, keris bagi orang Jawa adalah senjata pamungkas yang akan digunakan ketika sudah terdesak.
Keris juga merupakan alat eksekusi, dan karena itu ada keris yang disebut margapati. Artinya, penyebab kematian.
Caranya ada yang dengan menusukkan keris ke sela-sela tulang selangka hingga tembus ke jantung.
Ada pula yang ditusukkan melalui sela-sela tulang belikat hingga tembus ke dada dan menikam jantung.
Selain dari fungsinya, Ustadz Faizar juga menjelaskan keris sebagai ageman atau identitas sosial.
Dia mencontohkan, para dalang biasanya punya keris dapur pandawa cinarita sebagai simbol status sosialnya.
Para raja zaman dulu punya keris dengan dapur naga, mulai dari nagasosro, nagarenggo, dan banyak lagi.