Aku tidak melihat jelas siapa yang berbicara, namun aku refleks mengangguk setuju.
Sarah adalah wanita tercantik di sekolah. Ia begitu cantik seperti putri dari negeri padang pasir.
Herannya, Sarah tidak pernah kesurupan. Kenapa yang kesurupan selalu model-model seperti Winda.
Memikirkan itu aku jadi kesal.
“Dia pura-pura itu,” kataku.
Refleks aku menutup mulutku begitu semua orang menoleh ke arahku. Winda juga menoleh ke arahku. Ia menatapku tajam.
Tatapannya terasa menghujam jantungku. Aku ngeri melihat matanya, itu seperti bukan mata Winda.
Kemudian, dengan tiba-tiba, ia meloncat ke keramaian dan semua orang berlari menghindarinya.
Sialnya kakiku malah gemetar.
Ketika ia menerjang ke arahku, aku tidak bisa menghindar dan kami berdua jatuh tersungkur.
Ia langsung saja mencekik leherku. Aku melawan dan berusaha melepas tangannya dari leherku.
Namun tenaganya sungguh luar bisa. Aku tidak bisa berkutik.
Ketika hampir kehabisan napas dan pandanganku mengabur, tiba-tiba saja Winda pingsan di atas tubuhku.