Begitu tubuhnya diangkat, aku bisa melihat seseorang berdiri di sana membelakangi matahari. Pak Muji!
Ketika aku bangkit dari tempat itu dibantu Hendri dan Gilang, aku melihat orang-orang menatapku dengan tatapan yang sungguh menghinakan.
Lalu di antara orang-orang itu kulihat pula Sarah.
Aku menunduk malu tidak berani menatap wajahnya.
Hendri dan Gilang menepuk-nepuk baju dan celanaku sambil meminta maaf.
Aku marah-marah kepada kedua temanku itu.
“Jangan pernah seret-seret aku untuk melihat kebodohan ini lagi.”
Seminggu berlalu setelah kejadian itu....
“Ada kesurupan lagi,” kata Hendri mengajakku menonton.
“Malas aku.”
“Ini Sarah yang kesurupan.” - Tamat (Seperti dikisahkan Aliurridha di Koran Merapi) *