harianmerpi.com - Binatang malam kunang-kunang buka saja enak dipandang, namun ternyata menyimpan misteri. Setidaknya hal itu dialami Tari (nama samaran), yang diam-diam akan minggat dari rumah.
Dia berpikiran untuk meninggalkan orangtuanya. Pergi jauh. Hatinya galau, jengkel, marah. Anak berusia 12 tahun ini berpikiran pendek.
Dia marah-marah dengan ibunya. Hanya karena urusan sepele, yakni merasa tak nyaman disuruh-suruh. Mencuci piring, mencuci baju, menyapu lantai dan pekerjaan rumah lainnya.
Baca Juga: Pohon Jeruk Misterius di Pinggir Sawah Candimulyo Magelang
Tugas yang diberikan ibunya benar belaka untuk mendidik dan membiasakan anak terampil dengan pekerjaan sehari-hari.
Tari, remaja tanggung yang sering punya dunia sendiri. Seperti sebagian remaja tanggung umumnya yang suka berontak dan tidak mau patuh. Tari memutuskan pergi dari rumah saat malam ketika tidak banyak orang melihat.
Tujuan Tari adalah rumah sahabat getolnya, yang tinggal satu kecamatan, tetapi beda desa. Malam pun datang, Tari melangkahkan kaki keluar rumah.
Tidak berisik dan pelan-pelan agar tidak terdengar orang di rumah. Dia berjalan kaki ke utara. Di masa itu anak-anak jalan kaki masih biasa.
Baca Juga: Amalan-amalan Pembuka Pintu Rezeki, Salah Satunya Menjalin Silaturahim
Bagi Tari dan anak-anak desa, melintasi petak sawah, menyusuri sungai, menaiki bukit adalah kegiatan mengasyikkan. Sejauh apapun, jalan kaki bukan masalah bagi anak-anak.
Di masa itu jangan tanyakan handphone. Ponsel bukan hanya barang mewah, tetapi juga belum terlalu penting bagi penduduk desa. Anak-anak tak mengenal gawai.
Di masa itu, menenteng-nenteng handphone malah malu. Dikira orang sok gaya dan suka pamer. Di masa sekarang, Tari bisa saja menelepon temannya, minta dijemput. Di masa itu, hampir mustahil berkomunikasi serba praktis seperti itu.
Dengan tekad kuat, Tari terus berjalan. Melewati rumah-rumah penduduk yang lengang. Melewati kebun-kebun, melewati tanah kosong.
Baca Juga: Ngidam Melihat Asap Cerobong Kereta Api dan Bayi Tak Mau Menyusu Ibu karena Tertukar
Untuk sampai ke rumah sahabat karibnya, Tari pun harus melewati pinggiran sawah sepanjang 500 meter. Udara dingin, Tari tidak peduli. Hatinya dongkol, ingin segera pergi jauh dari rumah. Biar orangtuanya sulit mencari.