Jam lima sore, Mas Kumbo baru pulang. Abi menerangkan jika Mamanya tadi pagi pergi ke pantai bersama teman lamanya, seorang perempuan.
Mendapat firasat kurang baik, Mas Kumbo langsung menstarter mobilnya, akan menyusul istrinya.
"Lha wong jalan-jalan pagi kok sampai sore begini belum pulang," gerutu Mas Kumbo.
Sampai di pantai selatan yang berjarak duapuluh tujuh kilometer dari rumahnya, suasana sudah sepi.
Hanya berpapasan dengan satu orang pemancing ikan.
Tidak lama kemudian gelap malam sudah menyelimuti pantai. Hanya terdengar suara debur ombak yang tidak putus-putusnya.
Sendirian, di sepanjang malam Mas Kumbo bolak-balik menyusuri garis pantai.
Sampai pagi hari ketika matahari sudah terbit di ufuk timur, tidak juga Mas Kumbo menemukan Mbak Suni, istri tercintanya.
Baca Juga: Kang Bardi lelaki mapan tapi jomblo itu tidak mau menikah, ternyata ia mencintai sundel bolong
Demi cintanya, dia bertekad tidak akan pulang sebelum menemukan belahan jiwanya, dalam kondisi hidup maupun tinggal jasadnya saja.
Satu...dua...sampai tiga hari Mbak Suni belum juga diketemukan.
Warga setempat mengatakan, jika istri Mas Kumbo tersebut ...kalap. Ditunggu sampai empatpuluh hari empatpuluh malam tidak juga Mbak Suni diketemukan.
Mas Kumbo baru bersedia diajak pulang. "Aku masih berharap, suatu saat nanti Mamanya Abi akan pulang," begitu gumam Mas Kumbo setiap hari dari pagi sampai malam. (Seperti dikisahkan Andreas Seta RD di Koran Merapi) *