HARIAN MERAPI - Sebuah cerita misteri ketika makhluk halus penghuni batu akik di pinggir sungai kawasan Kebumen boyongan ke rumah mereka yang baru.
Delapan tahun lalu Ganjur (bukan nama sebenarnya) terlibat dalam eforia perburuan batu akik.
Siang itu Ganjur dan dua temannya menyisir sebuah sungai yang hampir asat airnya di wilayah Kebumen.
Baca Juga: Memperoleh kekayaan dengan jalan sesat 1: Tergiur ingin cepat menjadi orang kaya, minta penglaris pada jin
Berkat kecermatannya, Ganjur dan dua temannya menemukan beberapa bongkah batu.
Satu di antaranya diyakini sebagai batu jenis Kalsedon. Dengan gembira batu tersebut dibawa pulang.
Sementara belum digarap, belum dipotong-potong, batu tersebut disimpan di dalam peti kayu bersama dengan batu-batu lainnya.
"Besuk pagi batu Kalsedon yang kita temukan di Kebumen itu kita potong-potong dan kita garap ya, Jo," ujar Ganjur kepada temannya.
Pada malam harinya ketika akan buang air kecil ke belakang, Ganjur melihat sesosok pria sepuh berbusana Kejawen.
Duduk di atas peti kayu tempat penyimpanan batu yang masih berwujud bongkahan.
Hanya nampak sekilas. Bersamaan dengan itu Ganjur mendengar dengan jelas suara dari dalam peti.
"Rumah besarku jangan kau bongkar. Aku dengan seluruh trahku akan tinggal dimana?"
Ganjur faham dengan kalimat yang didengarnya. Keesokan harinya dia tidak jadi memotong-motong batu Kalsedon tersebut.
Namun membawa batu itu ke Mbah Jimbur (nama samaran), pria sepuh yang faham akan hal-hal berbau mistis.
Ganjur pun menceriterakan ikhwal batu tersebut sekaligus mohon pertolongan untuk mendapatkan win-win solution, agar tidak ada pihak yang dirugikan.
Mbah Jimbur yang usianya sudah mendekati delapanpuluh tahun, namun mata batinnya masih tajam.