HARIAN MERAPI - Kumpulan cerita dan pengalaman misteri saat jadi calon TKW harus tinggal di penampunagna.
Kala itu di sebuah penampungan di Kota Tangerang ada yang kerasukan tepat di malam Jumat Kliwon.
Menjadi seorang tenaga kerja wanita (TKW) tentu bukan cita-cita kaum Hawa.
Baca Juga: Misteri bersepeda di puncak bukit 1: Biar cepat saat pulang, Maryanto memutuskan lewat jalur setapak
Tapi apa dayaku, hanya seorang ibu beranak tiga yang tanpa title.
Seorang janda yang harus menjadi tulang punggung.
Seperti biasa, sebelum pemberangkatan ke Negara tujuan, kami diberi bekal bahasa dan keterampilan oleh pihak PJTKI.
Kami tinggal di sebuah penampungan di bilangan Kota Tangerang.
Kegiatan kami tentu harus serba antre, dari; mandi, makan, cuci baju, bahkan buang air besar atau kecil juga harus antre.
Sebagai orang baru, aku masih belum paham mana-mana tempat yang tidak boleh dijamah dan ditempati.
Baca Juga: Misteri bersepeda di puncak bukit 2: Maryanto kaget dikabari temannya sudah sampai di warung kopi
Pagi itu, aku mendapat giliran bersih-bersih kamar.
Karena kamar besar dan panjang dengan ranjang yang berjejer atas bawah, maka aku tidak sendiri.
Melainkan bersama ketiga teman yang sama-sama menempati kamar tersebut.
Dengan santainya, aku membersihkan ranjang yang ada di pojok kiri atas depan pintu masuk tanpa bertanya terlebih dahulu pada mereka yang sudah lama.