Menurutnya, keris berdapur Kebo Kantong merupakan keris dapur Kebo yang tertinggi.
Kebo Lajer filosofinya adalah kekuatan fisik, dan Kebo Teki semangat atau vitalitas. “Sementara Keris Kebo Kantong mencakup kekuatan fisik dan spiritual atau mental dan vitalitas itu”, ujarnya.
Sementara itu ciri Keris Kebo Kantong adalah kembang kacang yang berada di sepertiga bilah keris. Atau minimal berada di tengah-tengah bilah keris atau di bagian gandik atas.
Sedangkan kembang kacang pada keris berdapur kebo teki berada di gandik bawah. Keris berdapur kebo lajer tidak memiliki kembang kacang.
Baca Juga: Kota Jogja tambah fasilitas lampu lalu lintas ATCS di dua simpang jalan, ini lokasinya
“Dari fungsi dan bentuk keris itu syarat dan uba rampe jamasannya berbeda,” jelasnya, lagi.
Untuk Keris Kebo Kantong, selain uba rampe khusus berupa dua benang berbeda warna juga ada syarat khusus lainnya, yaitu kembang kantil. Menurutnya, uba rampe dua benang gelap terang dan kembang kantil itu ada maknanya.
Dua benang berwarna gelap dan terang melambangkan kehidupan manusia yang selalu diposisikan pada kebaikan dan keburukan.
Sedangkan kembang kantil bermakna agar manusia bisa memilih dan mengambil perbuatan yang mengharumkan dirinya dan keluarga.
Baca Juga: Ramalan Zodiak Taurus Besok 29 Juli 2022, rezeki mengalir lancar karena banyak teman
“Kembang kantil itu bermakna kasih sayang. Berbeda dengan kembang mawar yang berfilosofi untuk kewibawaan dan kembang melati untuk kebersihan atau kejujuran”, jelas Ki Sugiyono.
Adapun proses jamasan pusaka keris dengan cara tradisonal juga menuntut adanya tahapan yang agak lama.
Pertama, keris disikat dengan air sabun dan abu gosok dari merang. Kemudian direndam menggunakan air kelapa hijau selama tiga hari.
Sebelum ada sabun, nenek moyang menggunakan lerak untuk menyikat bersih bilah kerisnya.
Sesudah perendaman itu, bilah keris disikat lagi dengan air sabun. Lalu, dilumuri air jeruk nipis agar sisa kotoran dari air kelapa terangkat.