Mereka tersadar justru ketika musuh sudah memasuki wilayahnya menduduki tempat-tempat penting di Kadipaten Pasuruan.
Gandrik! Adipati Wira Negara begitu terperanjat, sama sekali tidak mengira bila hal itu bisa terjadi.
Baca Juga: Babad Tanah Jawi: Rara Semi Kembang Desa Gunung Penanggungan yang Melahirkan Calon Raja Majapahit
Dengan gugup beliau mempersiapkan pasukannya dan segera menyongsong musuh agar tidak terlalu jauh memasuki wilayahnya.
“Siapkan senjata lontar jarak jauh untuk menyambut musuh!”, teriaknya memberi aba-aba kepada prajuritnya.
“Sendikaaaa”, jawab bala prajuritnya serempak sambil melepaskan ratusan anak panah ter-bang meluncur menyerang musuh yang banyak sekali jumlahnya.
Suara letusan senjata api Kompeni pun membalasnya dengan gencarnya.
Korban pun mulai berjatuhan namun pasukan Pasuruhan itu cukup tangguh dengan berlindung di balik perisainya mereka terus merangsek maju sambil melemparkan lembing-lembing bertangkai kecil memanjang.
Pertempuran pun makin sengit nampak beberapa opsir kompeni Belanda juga ambruk jadi korban tertembus lembing dadanya.
Adipati Cakraningrat dan Pangeran Purbaya segera menerjang lawan dengan tombaknya.
Senjata itu sangat sakti setiap prajurit Pasuruhan yang mencoba menghadangnya pasti menjadi korban.
“He, lawan secara berkelompok Purbaya dan Cakraningrat itu! Kalian nggak mungkin mampu melawannya jika hanya sendirian!”perintah Adipati Pasuruan, Tumenggung Wiranegara. (Ditulis: Akhiyadi)