HARIAN MERAPI - Keris yang bernilai adiluhung, keris modern memperoleh bentuknya pada masa Majapahit
Keris modern berbeda dengan zaman sebelumnya karena lebih beragam bentuk dan ukurannya.
Diduga keris modern memperoleh bentuknya pada masa Majapahit (abad ke-14) meski sesungguhnya sudah ditemukan bentuknya pada abad ke 11 M.
Hal ini terungkap di Candi Bahal peninggalan Kerajaan Panai/Pane sebagai bagian dari Kerajaan Sriwijaya di Portibi Sumatera Utara.
Selain itu uji karbon pada keris temuan yang berasal dari Malang Jawa Timur yang ditemukan utuh beserta hulu/dedernya yang terbuat dari tulang
sehingga terhadap dedernya dapat dilakukan analisis karbon, menunjukan hasil bahwa keris tersebut berasal dari abad 10 Masehi.
Berdasarkan relief keris modern paling awal pada candi Bahal Sumatera Utara dan penemuan keris buda dari Jawa Timur
yang sama-sama menunjukan usia dari abad 10 Masehi dapatlah diperkirakan bahwa pada sekitar abad 10 Masehi mulai tercipta keris dalam bentuk nya yang modern yang asimetris.
Dari abad ke-15, salah satu relief di Candi Sukuh, yang merupakan tempat pemujaan dari masa akhir Majapahit, dengan gamblang menunjukkan seorang empu tengah membuat keris.
Baca Juga: Keris yang bernilai adiluhung 3: Mpu Gandring mengeluarkan kutukan kaena dibunuh Ken Arok
Relief ini pada sebelah kiri menggambarkan Bhima sebagai personifikasi empu tengah menempa besi, Ganesha di tengah, dan Arjuna tengah memompa tabung peniup udara untuk tungku pembakaran.
Dinding di belakang empu menampilkan berbagai benda logam hasil tempaan, termasuk keris.
Dalam relief digambarkan adanya orang-orang (Majapahit) yang mengenakan pu-la-t'ou (belati) atau beladau yang diselipkan pada ikat pinggang.