HARIAN MERAPI - Kumpulan cerita horor reaksi Kadir saat melihat hantu gundul pringis di dekat sebuah makam desa.
Kisah ini terjasi pada akhir tahun 70-an, yang mana penerangan umum di kampung belum seperti sekarang.
Kala itu tidak ada lampu jalan. Hanya ada ting yang digantung di bambu atau kayu di pinggir jalan.
Baca Juga: Cerita misteri Jembatan Merah jadi saksi, antara cinta dan penantian
Penerangan yang sedemikian menciptakan suasana jalan yang remang-remang.
Sebut saja Kadir, menceritakan pengalamannya yang terjadi di wilayah Bantul selatan, khususnya Srandakan, saat masih berumur 18 tahun.
Saat itu, pagi-pagi sebelum subuh, Kadir harus mengantar ibunya yang seorang pedagang sayuran.
Biasanya ia mengantar ke rumah Lik Warno.
Di sanalah ibunya dibantu Lik Warno untuk berjualan di Pasar Bantul.
Dulu bus Yogya - Srandakan belum ada. Ibunya menumpang colu pikup Lik Warno.
Setelah mengantar ibunya, Kadir langsung pulang agar bisa sekalian persiapan sebelum sekolah.
Kali ini ia harus melewati jalanan yang bukan biasanya, karena jalannya sedang diperbaiki.
Tapi jalanan itu juga ada jembatan yang terbilang wingit.
Naas bagi Kadir, rantai sepeda yang dinaikinya lepas.