Aku ceritakan kejadian yang menimpaku, ternyata kyai kenalan pak Vico sedang tidak ada Jogja.
Aku benar-benar sedih. Pak Vico minta aku jangan pulang ke kost dulu, kalau bisa malam ini tidur di rumah Nuky (saudara angkat) di TVRl.
Baca Juga: Diiikuti kuntilanak dari Kerkof Temanggung 3: Diberitahu kalau yang mengikuti menungu di atas pohon
Kata-kata pak Vico aku turutin dan telpon Nuky kalau mau tidur disana.
Pintu rumah keluarga ini selalu terbuka untukku, dari awal di Jogja memang aku tinggal bersama mereka, om dan tante orang tua Nuky merupakan orang tua kedua bagiku.
Mbak D setelah mengantar aku ke TVRI langsung pergi, karena ada even jam 8 malam, sedangkan jam sudah menunjukkan pukul 6.30 malam.
Masuk kawasan TVRI aku agak merinding, begitu juga mbak D.
Apa lagi banyak pohon rimbun dan jalanan dari gerbang ke rumah agak remang-remang.
Dan apa yang aku takutkan terjadi, aku mulai mencium bau seperti daging ayam busuk dan berselang waktu entah apa itu, ada sosok berkelebat.
Baca Juga: Diikuti kuntilanak Kerkof Temanggung 4: Hanya perlu meningkatkan kepercayaan bahwa Allah Maha Besar
Sesampai di rumah, aku langsung masuk ke dapur menemui tante, ceritaku disampaikan Nuky ke tante.
"Huuh Uni dari Temanggung bukannya bawa oleh-oleh malah bawa demit," kata tante sambil mencuci piring.
Aku tidur di kamar Nuky, kamarku dulu sudah menjadi tempat penumpukan kasur dan barang. Memang beda aura di rumah ini.
Mungkin karena keluarga ini selalu istiqomah, Nuky selalu mengaji setiap Magrib. Tante tidak lepas dengan solat, rumah ini benar-benar membuat aku bisa tidur nyenyak.
Adzan Subuh telah berkumandang, akhirnya setelah dua hari tidak merasakan tidur, aku bisa tidur di rumah ini.
Jam 7 pagi dengan bus kota aku meluncur ke kost untuk persiapan mengajar.