Entah tersenyum atau tidak.
Usai dari kamar mandi aku masih melihatnya menyapu di depan kamar dengan posisi membelakangiku.
Baca Juga: Ikut konvoi moge sampai di Magelang dicegat istri mau bonceng, tapi saat di hotel ternyata ....
Aku cuek dan segera turun menuju dapur karena perut sudah sangat lapar.
Betapa kagetnya aku, melihat mbakku dengan baju terusan yang sama sedang menggoreng telur di dapur.
Ia sedang bercanda dengan ibuku seperti pagi-pagi biasanya.
Jantungku memompa cepat, rasanya seluruh aliran darah berdesir menuju ke dada.
Lalu bulu kuduk berdiri mengingat kejadian beberapa menit yang lalu.
“Mbak?” Panggilku masih setengah tak percaya
.
“Kenapa Han?” tanya Mbakku heran, melihatku yang pucat pasi.
Baca Juga: Membangun Keluarga Samara dengan Panduan Samudera Al Fatihah
“Mbak dari tadi di dapur?” aku mencoba memastikan bahwa aku benar-benar salah lihat.
“Lah iya ini lagi bantu ibu masak.”
“Aku tadi lihat ada perempuan di atas lagi nyapu, saya kira mbak” ujarku masih tak percaya.
“Kapan? Ah enggak kok dari tadi mbak di sini.”
Lalu siapa sosok perempuan yang kulihat di depan kamar mbakyu-ku tadi? Hiii.... (Seperti dikisahkan Jihan Mawaddah di Koran Merapi) *