harianmerapi.com - Saat masih kuliah, Dita adalah seorang mahasiswa yang aktif berorganisasi. Hampir setiap hari dia pulang larut malam.
Ia sibuk menyiapkan perlengkapan untuk acara kampus, atau sekadar berbincang dengan teman-temannya untuk membunuh waktu. Hingga suatu saat ia mendapatkan pengalaman horor di kamar mandi kampus.
Suatu malam, Dita tengah bersantai di sekretariat himpunan mahasiswa bersama empat orang temannya yang sibuk mengerjakan tugas.
Baca Juga: Lima Faktor Internal yang Mempengaruhi Pendidikan Karakter Anak, Salah Satunya Insting atau Naluri
Saat itu suasana sudah sepi, hanya tinggal mereka dan satpam di depan. Wajar, karena hari sudah menunjukan pukul 21.00.
Agar tak terlalu sunyi, musik diputar agak keras, sesekali mereka juga berbincang mengenai program kerja yang akan dilaksanakan.
Tiba-tiba, Dita ingin pergi ke kamar mandi. Ia sebenarnya takut, tetapi sudah tidak tahan untuk menahan kencing.
Pasalnya, gedung kampus mereka adalah gedung tua yang sudah dipakai puluhan tahun lalu.
Pun banyak beredar cerita dari kakak tingkat bahwa ada beberapa titik yang terkenal agak horor, sehingga lebih baik dihindari. Salah satunya adalah kamar mandi.
Tak mau ambil risiko, Dita minta tolong Anto untuk menemaninya. Anto yang cuek dan humoris, ia harap dapat meredakan rasa takutnya.
Namun, imajinasi perempuan itu berkenala ke mana-mana. Untuk sampai ke kamar mandi, mereka harus melewati lorong panjang yang sepi.
Mata Dita sering melirik nakal ke sana ke mari, memastikan diri bahwa tak ada “sesuatu” yang mengintainya.
Baca Juga: Kangen Nyasar di Jogja dan Bayi tak Mau Menetek Ibu Saat Persalinan di Rumah Sakit Ternyata Tertukar
Padahal, Anto sudah berusaha melucu agar perempuan itu tak takut.
“Sana masuk. Aku tunggu di sini ya.”
