“Nih, aku kasih. Nanti dimasak, ya!” laki-laki itu mengangkat tangan Mbok Rah dan meletakkan sebuah bungkusan besar ke tangan Mbok Rah.
Ada bau amisnya. Mbok Rah akhirnya mengenali bungkusan itu berupa potongan daging cukup besar tak kurang dari 3 kilogram.
Sesampainya di rumah, Mbok Rah segera mengolah daging itu untuk makan keluarganya.
Semua makan dengan lahap. Anehnya, Topo, anaknya yang paling kecil ikut makan dengan lahap, padahal giginya saja belum tumbuh.
Keesokan harinya, keluarga Mbok Rah gempar.
Topo, anak terkecil yang masih berumur satu tahun, ditemukan dalam keadaan tak bernyawa, tanpa diketahu penyebabnya.
Dan hari-hari berikutnya, anak-anak kecil di barak itu banyak yang meninggal.
Anehnya mereka meninggal setelah mengkonsumsi daging yang diberikan seorang laki-laki asing yang ditemui orang tua mereka.
Malam itu, ada suara aneh di makam tak jauh dari barak tempat mereka tinggal.
Bersama-sama para laki-laki berduyun-duyun menuju ke makam.
Betapa kagetnya mereka mendapati seorang laki-laki sedang memakan mayat bayi yang baru saja meninggal hari itu.
Kekagetan mereka bertambah saat mengenali laki-laki itu adalah orang yang memberikan daging kepada mereka yang akhirnya mereka harus kehilangan anak-anak bayi mereka.
Segera mereka memeriksa makam anak-anak yang belum lama meninggal. Dan benar!