harianmerapi.com - Kumpulan cerita horor misteri dua angsa di malam buta. Dengan datangnya empat orang anggota kelompok ronda, Muher tidak lagi sendirian.
Suyud membawa termos berisi minuman teh jae panas. Kang Dal membawa bakwan sepuluh biji. Dan Mantuk membawa satu tas kresek berisi kacang godhog.
Suasana pos ronda berubah menjadi gayeng. Muher tak lagi kepikiran akan peristiwa angsa yang baru saja dia alami.
Jam duabelas tengah malam. “Yuk kita keliling”, ajak Abadi kepada rekan- rekannya. Berempat pun beranjak meninggalkan pos ronda.
Muher yang sejak semula sambat capek, ditugaskan jaga pos ronda. Tidak ikut keliling memunguti beras jimpitan di samping pintu rumah warga.
Tidak meninggalkan kewaspadaan, Muher kembali lumah-lumah. Keadaan sekitar pos ronda sunyi sepi. Hanya terdengar suara jangkrik mengerik dan suara binatang malam.
Tiba- tiba Muher mendengar lagi suara...ngoeeek...ngoeeek...ngoeeek...dari kejauhan. Tidak salah, itu pasti suara angsa yang tadi dia lempar dengan batu sebesar dondong.
Tanpa rasa takut lagi dia cepat- cepat bangun dan keluar dari pos ronda. Akan mencari batu untuk melempar angsa tersebut manakala mendekat lagi.
Dilihatnya di tanah belakang pos ronda ada sebuah pecahan tegel.
Badannya membungkuk, akan memungut pecahan tegel tersebut. Tiba- tiba...ada sebuah kaki menginjak tangannya yang akan memungut pecahan tegel tersebut.
Kepala Muher mendongak ke atas. Ya ampun...ada sesosok perempuan bertubuh tinggi besar dengan mata melotot.
Jari tangannya menunjuk ke wajahnya. “Jangan sakiti piaraanku ya. Dia itu angsa kembar milikku”, ujar sosok perempuan tinggi besar tersebut.
Baca Juga: Genre Horor Masih Jadi yang Terlaris di Indonesia, Ibaratnya Merinding Tapi Bikin Penasaran