Cerita Rakyat Calon Arang 3: Prajurit Pilihan Tak Berdaya, Satu Gerakan Saja Semua Senjata Berhasil Dirampas

photo author
- Selasa, 24 Mei 2022 | 14:10 WIB
Murid Calon Arang merapal ajiannya yang membuat kebal dari serangan senjata tajam. (Ilustrasi Pramono Estu)
Murid Calon Arang merapal ajiannya yang membuat kebal dari serangan senjata tajam. (Ilustrasi Pramono Estu)

harianmerapi.com - Kisah cerita rakyat Calon Arang. Si janda Girah marah besar, matanya yang besar melotot ketika melihat daerah lingkungannya dirusak oleh para prajurit berkuda.

Ia pun memerintahkan murid-muridnya yang berjumlah empat orang untuk menggempur dan mengusir prajurit gila dari Kahuripan yang merusak wilayahnya.

Maka keempatpuluh prajurit itu pun menemukan lawannya masing-masing. Mereka bertempur mengemban tugas.

 Baca Juga: Cerita Rakyat Calon Arang 1: Sejak Suami Meninggal, Tiap Malam Menyebar Tenung Membuat Rakyat Kahuripan Cemas

Prajurit Kahuripan mengemban kewajibannya sebagai seorang perwira yang patuh dan taat pada pimpinan. Sedangkan lawannya juga patuh dan hormat pada Sang Guru Calon Arang.

Begitulah, mereka bertempur mati-matian, mencari kelengahan lawan, siapa yang lengah pasti akan celaka.

“Aduh… bola mataku keluar, aduh… kakiku patah,” rintih mereka yang terluka, dan rintihan itu terus berkumandang, sahut-sahutan. Disusul rintihan yang lain.

Pertempuran berjalan sengit dan seru. Mereka masing-masing mempunyai ilmu yang tinggi, yang jarang mereka pergunakan kalau tidak sedang terjepit.

Sedangkan lawannya, murid Girah ternyata memang sakti pilih tanding.

Setiap murid Calon Arang memerlukan musuh 9-11 orang prajurit Kahuripan. Dentingan senjata yang saling susul menyusul memukau hati Ki Patih yang hanya menonton dari jarak jauh.

 Baca Juga: Cerita Rakyat Calon Arang 2: Prajurit Pinilih Kerajaan Kahuripan Merusak Desa Girah

Nyatalah kini bahwa Girah tak boleh dianggap ringan. Mereka mampu membuat 40 prajurit pilihan tak berdaya.

Setiap serangan dapat ditangkis oleh murid Calon Arang. Para prajurit hampir terdesak, Ki Patih menjadi gundah.

“Hem… benar-benar hebat tandang grayang murid Girah ini” katanya dalam hati.

“Anak buah Ki Wangsa Jaya ternyata tak dapat menandinginya,” lanjutnya lagi.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Swasto Dayanto

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Cerita misteri saat pentas malam pelepasan mahasiswa KKN

Sabtu, 13 September 2025 | 22:00 WIB
X